digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

COVER Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

BAB1 Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

BAB2 Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

BAB3 Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

BAB4 Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

BAB5 Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Maria Theodora
PUBLIC Latifa Noor

Dengan meningkatnya kebutuhan energi dan semakin langkanya sumber daya penghasil energi tersebut, mendorong dilakukannya penelitian mengenai sistem sel bahan bakar yang dapat menghasilkan energi secara efisien. Salah satu sel bahan bakar tesebut ialah PEMFC (Proton Exchange Membrane Fuel Cell). PEMFC merupakan sistem yang bekerja dengan prinsip pengubahan energi kimia menjadi listrik dan berfungsi sebagai media pentransfer proton. Salah satu bahan yang dipakai untuk membuat membran PEMFC ialah polistiren. Pada penelitian ini, polistiren (PS) diperoleh melalui isolasi styrofoam. Selain itu, dibuat juga membran polyblend antara polistiren tersulfonasi (PSS) dan lignosulfonat (LS). Sulfonasi polistiren dilakukan menggunakan asetil sulfat dengan variasi konsentrasi. Tujuan dilakukannya sulfonasi ialah agar polistiren memiliki gugus SO3H, sehingga dapat mentransfer ion H+. Membran polyblend dibuat melalui pencampuran antara PSS dan LS (5%) dengan berbagai variasi derajat sulfonasi polistiren. Karakterisasi dilakukan melalui analisis Fourier Transform Infra Red (FTIR), swelling, Kapasitas Penukar Ion (KPI), konduktivitas, uji tarik, TGA/DTA, XRD, dan viskositas. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil optimum berdasarkan uji swelling, IEC, dan konduktivitas ialah membran polyblend yang dibuat antara PSS (anhidrida asetat 1,32 ml) dan LS 5%.