digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Suci Permata Sari
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Suci Permata Sari
PUBLIC Latifa Noor

COVER Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

BAB1 Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

BAB2 Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

BAB3 Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

BAB4 Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

BAB5 Suci Permata Sari
EMBARGO  2026-04-06 

Morus atau yang lebih dikenal dengan murbei adalah salah satu jenis tumbuhan yang banyak dibudidayakan di Indonesia sebagai pakan ulat sutra. Di beberapa negara, tumbuhan ini juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati flu, asma, demam malaria, penyakit kulit, anti-penuaan, tumor hingga kanker. Berdasarkan penggunaannya sebagai obat tradisional, banyak peneliti yang tertarik untuk melakukan kajian fitokima terhadap genus Morus. Kajian fitokima menunjukkan bahwa genus Morus mengandung metabolit sekunder yang beragam, terutama senyawa fenolik yaitu dari golongan flavonoid dan turunannya, stilben, 2-arilbenzofuran, adduct Diels-Alder, serta senyawa golongan santon dan kumarin. Metabolit sekunder tersebut dilaporkan memiliki bioaktivitas yang penting seperti antiinflamasi, sitotoksik terhadap sel tumor, antihipertensi, hepatoprotektif, dan inhibitor tyrosinase. Selain penelitian mengenai kajian fitokimia terhadap tumbuhan Morus, kajian fitokimia terhadap jamur endofitik dari tumbuhan Morus juga mulai dilakukan. Hal ini dikarenakan adanya penelitian terdahulu yang telah berhasil menemukan jamur endofitik yang dapat memproduksi metabolit sekunder seperti tumbuhan inangnya. Sejauh ini, penelitian terkait isolasi jamur endofitik dari Morus belum banyak dilakukan, terutama isolasi jamur endofitik dari tumbuhan M. australis. Berdasarkan studi literatur, spesies jamur endofitik yang pernah diisolasi dari M. australis adalah Massariosphaeria maricola dan Pseudocercospora mori. Namun, belum ada data mengenai kandungan senyawa yang terdapat di dalam jamur-jamur endofitik tersebut. Oleh sebab itu, pada penelitian ini dilakukan isolasi dan karakterisasi metabolit sekunder dari jamur endofitik yang berasosiasi dengan tumbuhan Morus australis. Jamur endofitik Clonostachys rosea telah berhasil diisolasi dari akar tumbuhan M. australis. Metode yang digunakan untuk mendapatkan jamur endofitik Clonostachys rosea meliputi inokulasi, subkultur, dan kultivasi. Selanjutnya dilakukan ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk mendapatkan ekstrak dari jamur C. rosea. Sementara itu, metoda untuk isolasi senyawa dari jamur endofitik tersebut meliputi fraksinasi dan pemurnian. Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi empat senyawa murni yang kemudian dikarakterisasi berdasarkan data spektroskopi NMR dan HRMS. Keempat senyawa tersebut teridentifikasi sebagai vertisilin D, ergosterol, serta dua asam lemak yaitu asam palmitoleat dan 2,3-dihidroksipropil (6Z,9Z)-oktadeka-6,9-dienoat. Uji aktivitas sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 dari keempat senyawa menunjukkan senyawa bersifat aktif dengan nilai IC50 berturut-turut adalah 0,19; 27,58; 35,23 dan 87,50 ?g/mL. Aktivitas sitotoksik vertisilin D lebih kuat dibanding standar 5-flourourasil (IC50 = 0,23 ?g/mL), sehingga senyawa tersebut sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai lead compond untuk obat antikanker.