BAB 1 Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 5 Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA Aisyah Minzikrina Masbar Rus
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Bauksit residu atau red mud adalah residu dari proses Bayer yang memurnikan bijih
bauksit menjadi alumina. Lumpur merah mengandung logam berharga seperti Fe,
Al, Ti dan unsur tanah jarang (REE) seperti Ce, Sc, Y, Nd dan Gd, yang menjadikan
limbah ini beracun dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Perolehan
logam dari limbah red mud biasanya dengan jalur hidrometalurgi. Sebagai alternatif
dari proses hidrometalurgi, sebuah proses dikembangkan untuk mengekstraksi
logam dari red mud menggunakan jalur biohidrometalurgi. Biohydrometallurgy
adalah proses ekologis, membutuhkan energi yang lebih rendah dan dapat
digunakan untuk mengekstrak logam pada konsentrasi yang sangat rendah. Studi
ini mengkaji perolehan REE dari industri pengolahan bijih bauksit di Tayan,
Kalimantan Barat dengan metode bioleaching menggunakan bakteri Bacillus
zanthoxyli strain SKC/VA-2 sebagai agen leaching.
Serangkaian percobaan bioleaching dilakukan untuk mempelajari pengaruh pulp
density dan medium bioleaching terhadap persen ekstraksi REE. Proses
bioleaching dilakukan pada suhu ruang (± 25 °C), pH medium 1, fraksi ukuran
partikel red mud -200# +270# (-75 ?m +53 ?m), 10% (v/v) inokulum bakteri dan
kecepatan rotary shaker 180 rpm selama 7 hari. Percobaan bioleaching dilakukan
pada variasi 2% dan 5% pulp density serta empat variasi medium sebagai berikut:
4 g/L molase, penambahan 5 g/L sulfur, penambahan 5 g/L sulfur dan 2,8 g/L pirit
serta penambahan 10 g/L sulfur dan 5,6 g/L pirit. Persen ekstraksi REE sebagai
fungsi waktu pada berbagai kondisi bioleaching secara periodik ditentukan dari
data dengan analisis konsentrasi logam terlarut dengan ICP-MS (inductively
coupled plasma-mass spectrometry).
Berdasarkan hasil percobaan, parameter proses bioleaching terbaik adalah variasi
densitas pulp 2% pada Medium 2 (molase 4 g/L, sulfur 5 g/L) dengan nilai
persentase ekstraksi REE sebesar 98,11% Tb; 98,41 % Gd; 95,0% Lu; 78,76% Nd;
45,03% La; 41,99% Ce; 38,05% Y. Peningkatan pulp density menyebabkan
penurunan persen ekstraksi REE karena terjadinya cell damage, penurunan
konsentrasi O2 dan efek agitasi. Hal ini disebabkan oleh viskositas larutan
meningkat serta pertumbuhan bakteri yang terhambat karena peningkatan
konsentrasi logam pada medium bioleaching yang bersifat toksik. Penurunan
persen ekstraksi REE pada medium tanpa penambahan sulfur dan pirit disebabkan
karena bakteri kekurangan pasokan energi. Sulfur berperan sebagai sumber
senyawa sulfida yang dibutuhkan sebagai donor elektron untuk metabolisme
bakteri sedangkan pirit berperan sebagai sumber Fe2+ untuk meningkatkan nilai
potensial redoks pada bioleaching.