Pulau Timor yang terletak di kepulauan Indonesia bagian timur memiliki struktur
geologi yang kompleks terkait dengan sejarah tektoniknya. Sejarah tektonik
tersebut terekam dalam singkapan batuan yang memperlihatkan berbagai jenis tipe
deformasi. Berbagai model tektonik diusulkan terutama berdasarkan data geologi
dan geofisika regional, namun data geofisika yang tersedia untuk mendukung
kajian geologi dalam skala yang lebih rinci masih sangat terbatas. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk pemetaan sub-cekungan dan struktur geologi bawahpermukaan sub-regional di Atambua, Timor Barat dan sekitarnya menggunakan
metode magnetotellurik (MT), gravitasi dan magnetik. Estimasi arah geoelectrical
strike dari analisis tensor fasa dan analisis kelurusan pada anomali gravitasi
menegaskan orientasi struktur regional adalah barat daya - timur laut. Analisis
dimensionalitas MT menunjukkan validitas untuk pendekatan 2-D ke arah tersebut.
Berdasarkan interpretasi anomali gravitasi rendah, dua cekungan utama yang
memanjang mengikuti tren barat daya - timur laut berhasil diidentifikasi, yaitu
Cekungan Soe dan Cekungan Atambua. Sementara itu, interpretasi kualitatif
anomali magnetik menunjukkan persebaran batuan kristalin yang tidak mengalami
demagnetisasi umumnya terletak di bagian barat daya dibandingkan dengan batuan
kristalin yang mengalami demagnetisasi kuat di bagian barat laut, di antara batuan
sedimen yang tersebar merata di daerah penelitian.
Pemodelan MT 2-D maupun gravitasi 2½-D dan 3-D dari profil yang dipilih tegak
lurus terhadap arah struktur regional menggambarkan sekuen utama dan batasbatasnya, masing-masing dari resistivitas dan densitasnya. Integrasi model tersebut
dengan anomali magnetik dan data geologi menghasilkan model geologi thickskinned yang menunjukkan urutan batuan dari umur paling muda (dekat
permukaan) ke tua (kedalaman besar) berturut-turut adalah Sekuen Viqueque dan
Formasi Bobonaro (orogenesa), Sekuen Kolbano (post-rift), Sekuen Kekneno (synrift) dan Basement (pre-rift) yang didominasi oleh batuan dengan afinitas Australia.
Ketebalan dan kedalaman sekuen batuan utama tersebut mewakili sedimen pengisi
cekungan secara regional yang dihasilkan dari peristiwa tektonik di Pulau Timor.
Penelitian ini mengimplikasikan urutan sistem petroleum yang terbaik di daerah
penelitian adalah sistem Mesozoikum, Paleozoikum dan Kenozoikum.