digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Salma Nur Afifah
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Pada industri konstruksi, salah satu bangunan yang akan terus berkembang adalah bangunan tempat tinggal. Hal ini didorong oleh semakin banyaknya kebutuhan hunian karena laju pertumbuhan penduduk dari kelahiran dan urbanisasi. Penanganan oleh pemerintah untuk mengatasi kebutuhan hunian dan kekurangan lahan adalah dengan hunian vertikal atau rumah susun, seperti Program Sejuta Rumah yang sudah dicanangkan sejak tahun 2015. Hal ini juga sejalan dengan Rencana Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang menargetkan 51.340 pembangunan unit rumah susun. Jumlah pembangunan yang tidak sedikit ini perlu dibarengi dengan upaya agar dampak lingkungan yang disebabkannya tidak terlalu besar. Salah satunya yaitu limbah konstruksi. Industri konstruksi menyumbang limbah dalam volume yang besar dan meningkat setiap tahunnya. Limbah yang muncul dari proses pembangunan dan pembongkaran ini memberikan dampak pada lingkungan dan ikut serta dalam pencemaran lingkungan. Tingginya besar limbah konstruksi ini didorong oleh penggunaan material konstruksi yang juga terus meningkat dikarenakan perkembangan pembangunan khususnya bangunan gedung. Penelitian terkait pengurangan limbah konstruksi yang sudah ada, lebih banyak berfokus pada manajemen pengurangan limbah yang dilakukan pada tahap konstruksi. Padahal, upaya pengurangan ini bisa mendapatkan hasil yang maksimal jika dilakukan pada setiap tahapan daur hidup bangunan. Terutama pada tahapan perencanaan yang merupakan tahapan penting karena dapat mengidentifikasi dan merencanakan bagaimana sebuah bangunan dibangun serta mereduksi masalah yang akan muncul karena telah direncanakan dengan baik. Dari penelitian yang sudah dilakukan, terdapat beberapa upaya penanganan limbah pada tahap desain, salah satunya adalah dengan sistem modular. Pada penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh desain modular pada besar limbah konstruksi yang muncul. Studi kasus yang diambil adalah bangunan rumah susun modular yang sudah terbangun di Indonesia. Beberapa batasan pada penelitian ini yaitu jenis pekerjaan konstruksi yang dilakukan dibatasi hanya pada pekerjaan struktur dan arsitektur, dan analisis besar limbah konstruksi dibatasi hanya pada material utama. Dilakukan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan dengan lima tahap yaitu (1) mengidentifikasi sistem modular di Indonesia; (2) mengidentifikasi kesesuaian sistem modular dengan modul material pada unit rusun modular; (3) mengidentifikasi penerapan sistem modular pada bangunan studi kasus dengan mengidentifikasi kesesuaian sistem modular dengan modul material pada bangunan studi kasus dan mengidentifikasi penerapan komponen prefabrikasi pada bangunan studi kasus; (4) menganalisis hubungan antara sistem modul dan limbah konstruksi; dan (5) memverifikasi hasil penelitian dengan wawancara kepada stakeholder pembangunan bangunan studi kasus ini. Tahap satu dilakukan kualitatif dengan studi literatur. Tahap dua, tiga, dan empat menggunakan kuantitatif dengan perhitungan sederhana dan analisis regresi menggunakan bantuan software AutoCad dan Ms. Excel, lalu penyajian dengan bantuan software Sketchup dan Photoshop. Tahap lima dilakukan kualitatif dengan analisis konten dan distribusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesesuaian modul mempengaruhi besar limbah konstruksi. Penerapan sistem modul Mh dan Mv pada bangunan studi kasus mencapai 77% dan 80%, sedangkan penggunaan komponen prefabrikasi mencapai rata-rata 66%. Selain itu pada penelitian ini juga menunjukan bahwa sistem modular di Indonesia tidak sesuai dengan konsep modul, baik pada modul bidang maupun modul ruang. Ketentuan modul Mh dan Mv juga belum sesuai dengan modul material yang ada, sehingga bisa menjadi potensi munculnya limbah konstruksi dari sisa-sisa material. Tantangan dalam penerapan sistem modular di Indonesia yaitu pada stakeholder karena perlu kerja sama dan koordinasi dari semua pihak. Selain itu terdapat pula tantangan dari teknologi, desain, standarisasi, dan lokasi.