ABSTRAK Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB6 Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Brigitta Amanda Widyaputri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT X merupakan perusahaan start – up properti dan layanan rumah tangga yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. Didirikan pada tahun 2019, saat ini PT X berkembang dengan pesat. Perkembangan ini didorong oleh target berupa revenue yang diberikan oleh investor. Dengan begitu, PT X terus melakukan inovasi demi perkembangan perusahaan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh PT X dalam memenuhi target dari investor tersebut adalah dengan mengakuisisi perusahaan. Salah satu anak perusahaan yang telah diakuisisi PT X adalah PT Y. PT Y merupakan perusahaan SaaS atau Software as a Service yang berlokasi di Surabaya. Setelah proses akuisisi, PT X menetapkan target yang harus dicapai oleh PT Y. Namun, PT X merasa PT Y belum mampu mencapai target yang diberikan oleh PT X. Hal ini dilatarbelakangi oleh ketidaksiapan PT Y menerapkan mekanisme koordinasi yang selama ini sudah dilakukan di PT X. Ketidaksiapan ini mengacu pada tidak adanya strategi bisnis yang dimiliki oleh PT Y, selain itu terdapat posisi yang tidak lengkap pada struktur organisasi saat ini dan proses bisnis yang belum terdokumentasikan dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan perancangan strategi bisnis, proses bisnis, dan juga rancangan struktur organisasi yang mampu mengakomodasi strategi yang sudah dirancang.
Dalam merancang struktur organisasi, terdapat lima hal yang perlu dipertimbangkan, yakni strategi, teknologi, tahap pertumbuhan organisasi, budaya, dan lingkungan. Perancangan strategi dimulai dengan identifikasi strategi korporasi PT X sebagai induk perusahaan PT Y. Kemudian, dianalisis kondisi internal dan juga eksternal dari PT Y yang dipetakan ke dalam matriks SWOT membuat alternatif strategi. Dari alternatif yang didapatkan, dipilih satu strategi yang memenuhi dua kriteria, yakni sesuai dengan strategi korporasi PT X sebagai induk perusahaan dan juga sesuai dengan visi misi PT Y. Selanjutnya, dilakukan pemetaan terhadap proses bisnis aktual PT Y, yang kemudian disesuaikan dengan strategi bisnis yang terpilih. Sebelum struktur organisasi dirancang, dibutuhkan analisis tahap pertumbuhan organisasi menggunakan ASTRO dan juga budaya organisasi menggunakan kuesioner OCAI. Kedua aspek tersebut akan menjadi penentu bagaimana struktur organisasi akan dirancang. Tahapan
dalam perancangan struktur organisasi meliputi penentuan departementalisasi, penentuan hubungan antar proses bisnis, dan juga pemetaan matriks RAM.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data, saat ini strategi korporasi PT X adalah growth, di mana PT X fokus dalam perluasan pelanggan, peningkatan pendapatan ataupun pangsa pasar melalui bisnis saat ini maupun lini bisnis yang baru. Pemetaan matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi, namun yang dipilih adalah “Melakukan pengembangan produk baru yang inovatif dan menargetkannya ke segmen pasar yang baru”. Proses bisnis yang telah didokumentasikan kemudian dilakukan penyesuaian dengan menambahkan proses baru, yakni proses desain produk dan juga penjualan (sales). Berdasarkan hasil kuesioner OCAI, didapatkan budaya organisasi ideal adalah adhocracy dan berdasarkan analisis tahap pertumbuhan organisasi menggunakan ASTRO, didapatkan bahwa tahap pertumbuhan organisasi saat ini adalah expansion. Dengan demikian, dibutuhkan organisasi yang dinamis, kreatif, serta inovatif dengan tetap memiliki prosedur yang jelas dalam melakukan setiap proses. Untuk itu, dirancang organisasi berbasis proses untuk PT Y, di mana organisasi terbagi berdasarkan proses inti yang dilakukan, yakni engineering, product, marketing, customer service & sales, HR dan juga finance.