Di akhir tahun 2022, dampak dari adanya inflasi semakin jelas terasa. Harga
bahan pokok semakin meningkat seiring berjalannya waktu, bahkan beberapa
negara mengalami kesulitan ekonomi akibat terjadinya inflasi. Cepat atau
lambat, inflasi akan mempengaruhi harga beli petani sehingga memperburuk
kesejahteraan masyarakat dengan mata pencaharian petani. Hal ini memotivasi
untuk melakukan penelitian dan prediksi terkait inflasi dan nilai tukar petani
sehingga pemerintah dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk meminimalisir
risiko perekonomian yang mungkin terjadi. Inflasi dan nilai tukar petani
merupakan data time series bulanan yang diduga dipengaruhi oleh lokasi sehingga
diperlukan model ruang-waktu untuk melakukan analisis. Model yang
biasa digunakan untuk melakukan analisis ruang-waktu adalah model STAR
dan GSTAR. Akan tetapi, model-model tersebut hanya dapat digunakan untuk
menganalisis data deret waktu dengan satu variabel di beberapa lokasi. Dalam
penelitian ini, akan digunakan pengembangan dari model GSTAR yang dapat
menggabungkan banyak variabel di banyak lokasi yaitu model Multivariate
GSTAR (MGSTAR).
Dalam melakukan prediksi, model ruang-waktu harus memenuhi asumsi kestasioneran.
Kestasioneran proses ruang-waktu menggunakan prinsip bahwa
suatu proses memiliki rataan dan variansi konstan sepanjang waktu pengamatan.
Sama seperti model GSTAR, model MGSTAR juga dapat didefinisikan
kestasionerannya dengan memanfaatkan bentuk VAR dari model tersebut. Jika
seluruh nilai eigen matriks parameter autoregresif berada di dalam lingkaran
satuan, maka proses stasioner. Namun, seiring bertambahnya orde waktu pada
model, persamaan karakteristik akan menjadi semakin rumit sehingga akan sulit untuk mencari nilai eigennya. Metode alternatif baru dalam pemeriksaan
kestasioneran model GSTAR dikembangkan oleh Mukhaiyar (2012) yaitu
dengan pendekatan invers matriks autokovariansi atau IMAk. Mengadaptasi
dari penelitian tersebut, pada penelitian ini akan dicari IMAk untuk memeriksa
kestasioneran model MGSTAR. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
metode IMAk untuk MGSTAR serupa dengan metode IMAk untuk GSTAR.
Hal yang membedakan keduanya hanyalah IMAk untuk model MGSTAR yang
mengembang seiring bertambahnya banyak variabel.
Prosedur pemodelan MGSTAR akan diterapkan untuk melakukan prediksi
data perekonomian bulanan di beberapa provinsi di Pulau Jawa yaitu Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan variabel ekonomi yang terdiri
dari inflasi dan nilai tukar petani (NTP). Dengan menggunakan pembobotan
invers jarak, estimasi parameter dalam pembentukan model didapatkan dengan
menggunakan metode OLS untuk MGSTAR. Setelah didapatkan model yang
sesuai untuk data inflasi dan NTP, akan dilakukan uji diagnostik pada model
tersebut. Pada penelitian ini, uji diagnostik kestasioneran model akan dilakukan
melalui pendekatan alternatif yaitu menggunakan IMAk pada model MGSTAR.
Hasil dari pemeriksaan kestasioneran melalui IMAk akan dibandingkan
dengan pemeriksaan kestasioneran melalui pendekatan nilai eigen. Nilai AIC
menunjukkan bahwa model MGSTAR(1;1) dan MGSTAR(2;1,1) merupakan
model dengan orde autoregressive terbaik dalam melakukan pemodelan data.
Pemeriksaan melalui pendekatan IMAk menghasilkan kesimpulan yang berbeda
dengan pendekatan nilai eigen yang mengatakan bahwa kedua model stasioner.
Meskipun begitu, hasil prediksi model MGSTAR(1;1) dan MGSTAR(2;1,1)
dapat dikatakan cukup baik, hal ini ditandai dengan nilai RMSE yang kecil
yaitu 1,38 dan 1,53.