digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angga Eko Putranto
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB I_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB II_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB III_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB IV_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB V_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB VI_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

LAMPIRAN_ Angga Eko Putranto.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas bangunan pengendali sedimen berupa sabo dan konsolidasi dam serta pekerjaan peningkatan sungai berupa perkuatan tebing dan normalisasi sungai dalam pengaruhnya untuk mereduksi banjir dan sedimen di sungai Omu pasca bencana gempa bumi pada tanggal 28 September 2018 dan laporan kejadian banjir pada tanggal 28 April 2019 dan 26 April 2020. Berdasarkan hasil analisis hidraulik menggunakan HEC-RAS, Terjadi penurunan muka air meskipun masih terjadi limpasan pada STA-A32 sampai dengan STAA35 yang merupakan bagian hilir dari sabo dam, tetapi pada STA-A2 sampai dengan STA-A15 yang merupakan lokasi pekerjaan peningkatan sungai (normalisasi), terjadi penurunan elevasi muka air banjir rata-rata sebesar 24,64% dan kecepatan aliran juga berkurang menjadi rata-rata sebesar 3,66 m/detik. Kemudian berdasarkan simulasi transpor sedimen dengan debit aliran rendah selama 12 tahun pada kondisi eksisting, pada STA-A2 yang merupakan muara dari sungai Omu didapatkan total sedimen sebesar 92.647,22 m3 /12 tahun. Setelah dibangunnya bangunan pengendali sedimen dan peningkatan sungai pada skenario- 1 dapat mereduksi sedimen menjadi 82.633,98 m3 /12 tahun atau 10,81% dengan persamaan y= 0,3206x2-7,1263x+50,99 dengan R2=0,9923, dan pada skenario-3 dapat mereduksi sedimen menjadi 71.175,91 m3 / 12 tahun atau 23,18% dengan persamaan y= 0,365x2-8,6538x+75,834 dengan R2=0,9829. Kemudian dengan menggunakan debit banjir kala ulang 100 tahunan (Q100) pada kondisi eksisting didapatkan total sedimen sebesar 2.566,84 m3. Setelah dibangunnya bangunan pengendali sedimen dan peningkatan sungai, pada skenario-2 dapat mereduksi sedimen menjadi 1.355,91 m3 atau 47,18%. dan pada skenario-4 dapat mereduksi sedimen menjadi 950,84 m3 atau 62,96%. Dengan ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk mengendalikan banjir, peningkatan sungai atau normalisasi sungai lebih efektif daripada menggunakan sabo dam, dimana untuk bangunan sabo dam memang didesain dan lebih efektif untuk mengendalikan sedimen dan meredam kecepatan atau energi dari aliran banjir.