digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rinaldi Sirait
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rinaldi Sirait
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Wilayah Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa dan terletak di antara dua Benua dan (Australia dan Asia) dan dua Samudra (Pasifik dan Hindia). Posisi ini menyebabkan wilayah tersebut memiliki curah hujan yang bervariasi. Variasi curah hujan secara tidak langsung berdampak pada bahan pangan, sejahteraan kehidupan dan ekonomi sosial di masyarakat. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh variasi curah hujan terhadap produktivitas kelapa sawit di Sumatera Utara dengan data bulanan curah hujan dari tahun 2002-2018, produktivitas kelapa sawit dari tahun 2012-2017, indeks Nino 3.4, dan dipole mode index (DMI). Metode butterworth bandpass filter digunakan untuk memfilter curah hujan dengan power spectrum tertinggi. Data curah hujan digunakan untuk melihat respon dari fenomena ENSO dan IOD, juga digunakan untuk melihat pengaruh terhadap produktivitas kelapa sawit. Pola curah hujan di stasiun pengamatan adalah ekuatorial. Berdasarkan analisis power spectrum terdapat tiga periode tertinggi, yaitu semiannual, annual, dan interannual. Pengaruh fenomena ENSO dan IOD terhadap curah hujan pola interannual berbeda di setiap stasiun, fenomena ENSO yang paling kuat berada di stasiun KGPAR dengan korelasi -0.46, sedangkan fenomena IOD yang paling kuat berada di stasiun KGPAR dengan korelasi -0.365. Stasiun yang korelasinya sesuai terhadap fenomena ENSO dan IOD hanya di stasiun KBDSL dengan korelasi -0.32 terhadap ENSO dan -0.17 terhadap IOD. Secara umum pengaruh dari kedua fenomena tersebut lemah. Curah hujan pola semiannual memiliki korelasi yang kuat terhadap produktivitas sawit di beberapa stasiun, sedangkan curah hujan pola annual sangat berpengaruh terhadap produktivitas sawit di semua stasiun. Curah hujan pola interannual memiliki korelasi kuat yang berbeda-beda pada stasiun pengamatan. Secara umum korelasi kuat berada di lag 0, 6, dan 12.