digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB I - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Yudho Putra.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan


Sungai Palu merupakan sungai yang berada dalam DAS Palu yang potensi permasalahannya sangat besar. pada saat hujan dengan intensitas yang tinggi seringkali mengakibatakan banyaknya material dari hulu terbawa ke hilir sehingga mengakibatkan terjadinya pendangkalan. Sungai Palu merupakan daerah tingkat resiko banjir yang cukup tinggi sebagaimana setiap tahunnya sering terjadi banjir yang membawa dampak yang cukup merugikan bagi Kota Palu. Pada kajian ini dilakukan analisis terkait luapan banjir dengan pemodelan 1D dan 2D dengan HEC-RAS versi 6.0.1, dan berdasarkan model luapan tersebut menjadi dasar efektivitas skenario pengendalian banjir yang direncanakan. Berdasarkan hasil analisis hidrologi menggunakan HSS SCS CN menghasilkan debit banjir Q25 pada Sungai Palu adalah 400,08 m3 /detik. Analisis hidraulika dan pemodelan banjir 2D menggunakan HEC-RAS 6.0.1 pada kondisi eksisting tanpa upaya pengendalian banjir menghasilkan luasan banjir luasan banjir 3,90 km2 dengan 28.60% kelas bahaya rendah (D < 0.75m2 /s), 23.88% kelas bahaya sedang (D 0.75 >1,5 m2 /s), 47.51% kelas bahaya tinggi (D >1,5 m2 /s). Upaya pengendalian banjir skenario Normalisasi menghasilkan luasan banjir 1,61 km2 atau memberikan reduksi luasan banjir sebesar 58,50%. Upaya pengendalian banjir skenario Tanggul menghasilkan luasan banjir 0,82 km2 atau memberikan reduksi luasan banjir sebesar 78.83%. Upaya pengendalian banjir skenario Normalisasi dan Tanggul menghasilkan luasan banjir 0.33 km2 atau memberikan reduksi luasan banjir sebesar 91.37%. Tingkat risiko bencana banjir pada kondisi eksisting hampir keseluruhan memiliki tingkat kapasitas sedang. Upaya pengendalian banjir dengan skenario Normalisasi menurunkan tingkat risiko bencana banjir di Sunju dan Tinggede dari tinggi menjadi sedang. Upaya pengendalian banjir dengan skenario Tanggul menurunkan tingkat risiko di Kelurahan Lere, Nunu, Tawanjuka, Tinggedem, Kalukubula, dan Birobuli Selatan dari sedang menjadi rendah. Sementara upaya pengendalian banjir skenario Tanggul Normalisasi menurunkan tingkat risiko seluruh kelurahan menjadi rendah.