Cuaca dan iklim memiliki peran yang sangat besar dalam mengontrol kualitas udara. Penelitian sebelumnya menunjukkan siklon tropis menjadi salah satu fenomena meteorologi yang memiliki pengaruh besar terhadap kualitas udara terutama pada konsentrasi PM2.5. Indonesia sebagai negara yang terletak di sekitar ekuator menjadi wilayah yang sering terkena dampak secara tidak langsung dari siklon tropis. Siklon Tropis Charlotte yang terjadi pada bulan Maret tahun 2022 diketahui membentuk daerah konvergensi angin yang memanjang dari Samudra Hindia sekitar selatan Bali hingga Jawa Barat, sehingga mempengaruhi sistem cuaca Pulau Jawa dan Bali. Pada penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh Siklon Charlotte di setiap fase terhadap perubahan konsentrasi PM2.5 di Pulau Jawa dan Bali dengan diwakilkan oleh empat kota besar, yaitu Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar.
Dalam penelitian ini menggunakan data European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) ERA5 untuk menganalisis kondisi atmosfer saat kejadian Siklon Charlotte dengan melihat beberapa parameter, yaitu temperatur, mean sea level pressure, angin permukaan, dan angin level 925 hPa. Selain itu juga menggunakan data observasi PM2.5 perjam dari Nafas Indonesia dan menggunakan data best track Siklon Charlotte yang dikeluarkan oleh Bureau of Meteorology, Australia.
Hasil penelitian ini menunjukkan pada fase I cenderung menurunkan PM2.5 di wilayah yang dekat dengan lokasi siklon (Yogyakarta dan Denpasar), tetapi cenderung menaikkan PM2.5 di wilayah yang jauh dari lokasi siklon (Bandung). Pada fase II cenderung menurunkan PM2.5 di keempat kota, sedangkan Surabaya cenderung tidak terjadi perubahan pada fase I dan II. Pada fase III cenderung menaikkan PM2.5 di wilayah yang dekat dengan lokasi siklon (Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar), tetapi cenderung menurunkan PM2.5 di wilayah yang jauh dari lokasi siklon (Bandung). Pada fase IV terjadi peningkatan PM2.5 yang sangat signifikan di keempat kota.