digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatkan efisiensi energi adalah suatu isu yang penting. Di Indonesia banyak potensi untuk menghemat energi. Salah satunya pada bidang konsumsi energi bangunan komersil. Untuk hotel, terdapat potensi penghematan energi sebesar 10%–30%, sehinga menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut. Studi ini berfokus pada desain dan simulasi system pengkondisian udara dan air panas pada hotel di DKI Jakarta, Indonesia. Hotel harus beroperasi 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, sehingga menjadi intensif secara energi. Untuk melakukan ini, beban pendinginan dihitung menggunakan program Hourly Analysis Program (HAP). Sementara beban air panas dihitung berdasarkan ASHRAE standard 2011. Tiga alternatif sistem diajukan. Satu sebagai basis pembandingan, dan dua lainnya untuk melihat efek beban parsial dan melihat pengaruh sistem Heat Recovery. Studi dilakukan untuk melihat mana opsi terbaik terkait pemakaian energi dan juga biaya siklus-hidup. Sistem pembanding utama adalah penggunaan water-cooled chiller berkapasitas tinggi ditambahkan dengan pompa panas untuk sistem air panas domestik (desain 1), Dua sistem yang akan dipelajari adalah water-cooled chiller berkapasitas rendah dengan pompa panas (desain 2), dan penggunaan water-cooled chiller dengan sistem heat-recovery terintegrasi (desain 3) Berdasarkan perhitungan energy, desain 1 memiliki tingkat pemakaian listrik yang terendah sebesar 2.562 MWh. Pemakaian energi desain 2 dan 3 lebih besar sebanyak 5.7% dan 0.5%. jika dilihat biaya siklus-hidup pun, desain 1 memiliki harga sekarang yang paling rendah sebesar 44,916 milyar IDR, sementara desain 2 dan 3 lebih mahal 6.4% dan 0.56%