COVER FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA FERMIRO FAZA HARIBOWO
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Secara geografis, Indonesia berlokasi pada pertemuan lempeng-lempeng besar, yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng India-Australia dan Lempeng Pasifik. Oleh sebab itu, sebagian besar
wilayah Indonesia memiliki aktivitas seismik tinggi sehingga termasuk dalam wilayah rawan
bencana alam gempa bumi. Pulau Sumatra, Indonesia, merupakan salah satu daerah yang
merasakan dampak dari pertemuan lempeng-lempeng ini. Gempa bumi yang signifikan di
pulau Sumatra didominasi oleh gempa bumi dengan mekanisme gaya dorong yang terjadi
akibat proses subduksi pesisir barat Sumatra. Penelitian ini mencoba untuk melakukan
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) pesisir barat Pulau Sumatra dengan melihat
fungsi bahaya seismik dan juga akumulasi momen seismik dari Pulau Sumatra. Fungsi bahaya
seismik dihitung berdasarkan rentang magnitudo 6,0 sampai 9,0 selama 50 tahun dengan radius
jarak kurang dari atau sama dengan 100 km dari Kota Bengkulu dan Kota Padang. Hasil
penelitian awal menunjukkan probabilitas yang tinggi di bagian selatan Sumatra. Pada
akumulasi Kota Padang yang tinggi, energi yang terkumpul dari gaya tektonik belum
dilepaskan sepenuhnya, sehingga memiliki nilai seismisitas yang rendah namun berpotensi
untuk melepaskan gempa dengan magnitudo yang besar. Penggabungan data seismisitas dan
data laju momen seismik dalam penelitian ini, meskipun sederhana, terbukti bermanfaat dalam
menghasilkan model yang lebih baik untuk rekayasa gempa. Dengan melakukan metode
pembobotan, penelitian ini berhasil menunjukkan peningkatan peluang terjadinya gempa besar
di Kota Padang sampai dengan 20%. Studi lebih lanjut dari penggabungan yang lebih baik
antara kedua data sangat mungkin untuk membantu dalam memahami bahaya seismik