Communications-Based Train Control (CBTC) adalah sistem signalling modern
yang menggunakan komunikasi radio untuk mentransfer informasi dari train
control kepada kereta api. Pada umumnya jaringan Trackside System
menggunakan infrastruktur Wi-Fi konvensional (IEEE 802.11) yang berarti kereta
harus selalu melakukan handshaking dengan access point atau bersifat connection
oriented. Hal ini dapat mempengaruhi performansi sistem tersebut karena
terbatasnya waktu yang dimiliki setiap akses poin untuk menerima komunikasi
yang diakibatkan oleh cepatnya laju kereta. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengukuran terkait performansi sistem tersebut. Pada penelitian kali ini, akan
dilakukan simulasi untuk mengukur nilai throughput dan packet received untuk
melihat pengaruh dari interferensi penambahan node (perangkat yang
menggunakan wifi) yang diakibatkan oleh perangkat disekitar sistem CBTC dan
pengaruh kecepatan kereta api terhadap performansi sistem CBTC. Dari seluruh
simulasi yang dilakukan, terdapat beberapa poin yang menjadi perhatian terkait
pengaruh dari penambahan jumlah node yang ada didalam kereta api terhadap
pengaruh performansi kinerja sistem CBTC. Performansi dari sistem CBTC tidak
terpengaruh secara langsung hingga titik tertentu dimana simulasi yang dilakukan
dengan jumlah node sebanyak 35 node. Selain pengaruh dari penambahan jumlah
node, penurunan nilai performansi juga dihasilkan pada peningkatan jumlah
kecepatan kereta api. Seiring bertambahnya kecepatan kereta, nilai performansi
yang dihasilkan pun akan semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh window time
kereta api dapat berkomunikasi dengan akses poin semakin rendah. Jika pada
simulasi dengan kecepatan 10 m/s, window time komunikasi antara kereta api
dengan sistem akses poin adalah 47 detik. Pada simulasi dengan kecepatan keretea
api sebesar 50 m/s, kereta api hanya memiliki waktu sebanyak 9 detik saja untuk
dapat berkomunikasi dengan akses poin sebelum akses poin tersebut berada diluar
jangkauan kereta api untuk berkomunikasi.