digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Air merupakan salah satu agen penting dalam pembentukan nikel laterit. Komposisi kimia air tanah dapat dipengaruhi oleh interaksi antara air tanah dengan batuan penyusun akuifer dan aktivitas antropogenik. Dalam upaya mendukung program SDGs 2030, yaitu akses air bersih dan sanitasi, diperlukan penelitian terhadap kualitas air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan hidrogeologi, menganalisis kualitas air tanah, serta mengidentifikasi pengaruh kegiatan penambangan terhadap kualitas air tanah pada daerah penelitian. Daerah penelitian terbagi menjadi dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Dataran Aluvial dan Satuan Perbukitan Bergelombang. Batuan dasar pada daerah penelitian tersusun atas endapan aluvial, harzburgit 2, harzburgit 1, dan dunit. Akuifer pada daerah penelitian merupakan akuifer tak tertekan yang terdapat pada zona limonit dan saprolit. Sepuluh sampel air tanah diambil dari DAS 1, DAS 2, dan Cekdam Pesauha pada tahun 2021. Parameter yang diuji di laboratorium meliputi pH, TDS, sodium, kalium, kalsium, magnesium, karbonat, bikarbonat, sulfat, klorida, besi, timbel, tembaga, dan kromium heksavalen. Berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010, parameter yang tidak memenuhi standar baku air minum adalah parameter pH, Mg, dan Fe pada titik kml5, sedangkan untuk keperluan higiene sanitasi berdasarkan PERMENKES No. 32 tahun 2017, parameter yang tidak memenuhi standar adalah parameter pH. Analisis dan interpretasi hidrogeokimia dilakukan menggunakan diagram Piper serta diagram Gibbs. Hasil analisis menunjukkan fasies air tanah daerah penelitian didominasi oleh fasies MgHCO3. Faktor dominan yang mengontrol komposisi hirogeokimia pada daerah penelitian adalah interaksi batuan – air tanah.