digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian berfokus pada daerah dataran pantai utara Jakarta. Secara administratif, daerah penelitian terletak pada Jakarta Utara dengan luas sekitar 295,2 km2. Permasalahan yang umum terjadi di daerah dataran pantai berupa kontaminasi air tawar oleh air asin dan penurunan kualitas airtanah akibat pengaruh aktivitas manusia. Nitrat dan amonium dapat digunakan sebagai indikator pencemaran airtanah bebas oleh aktivitas manusia. Kadar nitrat dan amonium yang tinggi pada airtanah dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi parameter fisik dan kimia airtanah bebas pada daerah penelitian, menentukan persebaran kontaminan nitrat dan amonium, serta mengevaluasi kualitas airtanah bebas menggunakan metode WQI (Water Quality Index). Daerah penelitian terdiri dari dua satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Dataran Pantai dan Satuan Geomorfologi Kipas Gunungapi Bogor. Geologi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari Tuf Banten, Endapan Kipas Aluvial, Endapan Pematang Pantai, dan Aluvial. Hidrogeologi daerah penelitian terdiri dari akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir yang terdiri dari beberapa akuifer batupasir. Penentuan karakteristik fisik dan kimia airtanah dilakukan pada 10 sumur yang bersumber dari Balai Konservasi Airtanah Jakarta tahun 2018 – 2020. Seluruh sumur diasumsikan berada pada sistem akifer bebas. Berdasarkan TDS, airtanah di daerah penelitian dikelompokkan menjadi air tawar pada bagian selatan, air tawar – payau pada bagian tengah, dan air payau pada bagian utara dengan rentang pH netral – agak basa. Tidak dijumpai perubahan signifikan terhadap nilai TDS dan pH dalam rentang tahun 2018 - 2020. Komposisi kimia airtanah di daerah penelitian memiliki urutan kation dan anion Na+ > Ca2+ > Mg2+ > K+ > NH4 + dan Cl- > HCO3 - > SO4 2- > NO3 -. Nilai nitrat di daerah penelitian berkisar antara 0 - 44 mg/L. Indikasi pencemaran nitrat tinggi dijumpai pada 3 sampel airtanah pada tahun 2020 yang terletak pada bagian tengah daerah penelitian. Nilai amonium berkisar antara 0 – 13 mg/L. Indikasi pencemaran amonium dijumpai pada 3 sampel airtanah dalam rentang waktu tahun 2018 – 2020. Fasies airtanah di daerah penelitian berupa tipe natrium klorida, natrium bikarbonat, dan kalsium bikarbonat. Komposisi kimia airtanah di daerah penelitian dipengaruhi oleh interaksi dengan air asin di bagian utara, presipitasi dan evaporasi, interaksi dengan batuan, serta aktivitas antropogenik di bagian selatan. Kualitas airtanah berdasarkan metode WQI, yaitu airtanah dengan kualitas sangat baik, baik, buruk, sangat buruk, dan tidak layak konsumsi. Kualitas airtanah baik selama 2018 - 2020 dijumpai pada 2 sampel yang terletak pada bagian selatan dan tengah daerah penelitian. Namun sampel tersebut mengindikasikan adanya pencemaran nitrat.