digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PUSTAKA Yulia Dwi Putri
PUBLIC Latifa Noor

COVER Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB1 Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Yulia Dwi Putri
Terbatas  Latifa Noor
» Gedung UPT Perpustakaan

Teh memiliki kandungan catechin (antioksidan alami) yang tinggi. Catechin dalam teh terdiri dari 4 kelompok besar diantaranya epicatechin (EC), epicatechin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC), and epigallocatechin gallate (EGCG). Namun komponen Catechin yang mendominasi di dalam teh ialah EGCG. Kandungan EGCG pada teh putih dapat mencapai tiga kali lebih banyak dibandingkan jenis teh lainnya. EGCG pada teh putih dapat memerangi kuman secara efektif sehingga sangat potensial digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi epigallocatechin gallate (EGCG) dari teh putih dan mempelajari aktivitasnya sebagai antibakteri terhadap bakteri Gram positif, Baccillus cereus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Metode yang digunakan ialah ekstraksi cair-cair dengan pelarut etilasetat sebanyak 5 x 200 mL dan dilanjutkan isolasi dengan metode ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksana : aseton = 9 : 1 (v/v) sebanyak 10 x 100 mL. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan Thin Layer Chromatography (TLC), High Performance Liquid Chromatography (HPLC), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR). Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode Kirby Bauer. Ekstraksi 10,5269 g teh putih menghasilkan ekstrak kasar sebanyak 1,6991 g (16,14%), dan dari 0,5066 g ekstrak kasar diperoleh isolat catechin sebesar 0,2256 g (44,53 %), isolat kafein sebesar 0,0882 g (17,37 %) dan campuran 0,1925 g (37,99 %). Kromatogram HPLC menunjukkan dua jenis catechin yaitu ECG dan EGCG sebagai komponen terbesar. Hasil uji bioaktivitas terhadap E.coli dengan konsentrasi isolat 100 mg/mL, 80 mg/mL, 60mg/mL, dan 40 mg/mL menunjukkan daerah bening berturut-turut: 1,4 cm; 1,3 cm; 1,1 cm; dan 0,9 cm. Uji antibakteri dengan konsentrasi isolat yang sama terhadap B.cereus memberikan daerah bening berturut-turut:1,2 cm; 1,0 cm; 0,9 cm; dan 0,8 cm. Uji bioaktivitas dengan metode total plate count (TPC) terhadap E.coli menghasilkan 538 koloni pada medium tanpa isolat EGCG maupun ampisilin, 1 koloni pada medium yang ditambahkan isolat catechin 100 mg/mL dan tidak terdapat koloni pada medium yang ditambahkan ampisilin 100 mg/mL. Sedangkan pada bakteri B.cereus dihasilkan 51 koloni pada medium tanpa isolat EGCG maupun ampisilin, 25 koloni pada medium yang ditambahkan isolat EGCG 100 mg/mL dan 21 koloni pada medium yang ditambahkan ampisilin 100 mg/mL. Uji bioaktivitas membuktikan bahwa isolat catechin memiliki persentasi koloni hilang lebih rendah dibandingkan ampisilin dan memiliki tingkat toksisitas lebih tinggi terhadap bakteri E.coli dibandingkan bakteri B.cereus.