digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses merger dalam menciptakan kekuatan bisnis yang dominan di dalam perbankan syariah di Indonesia menjadi sebuah keniscayaan. Langkah ini diambil untuk memberikan dorongan pada perbankan syariah yang seperti mengalami stagnasi market share selama dua dekade terakhir. Merger Bank Syariah Indonesia menjadi tonggak menguatnya peran perbankan syariah dalam pembangunan perekonomian nasional. Merger memunculkan visi menjadi pesaing bank syariah di dunia. Visi menjadi bank syariah global membutuhkan manajemen talenta terbaik yang mampu mendukung pencapaian bisnis bank dan terdepan dalam pengelolaan sumberdaya insani yang unggul dan berkelanjutan. Transformasi Bank Syariah Indonesia dari bank domestik menjadi bank berorientasi internasional dan global memberikan penekanan pada pentingnya pengembangan talenta terbaik bank pada skala global. Walaupun saat ini bank telah memiliki talent pipeline dengan framework pengembangan talenta domestik yang mumpuni untuk bersaing secara nasional, bank perlu menetapkan diferensiasi talenta lokal dengan talenta global. Bank juga perlu memperhatikan status talenta yang akan dipekerjakan di cabang overseas sebagai seorang expatriate yang bekerja di negeri lain. Mereka berada di dalam keragaman budaya, industri dan peraturan yang berbeda dengan Indonesia. Hal ini akan membutuhkan perbedaan kemampuan bisnis, keterampilan budaya dan pemahaman terhadap peraturan yang berbeda juga dibandingkan talenta lokal. Studi ini mencoba menemukan kebutuhan bank dalam mengembangkan talenta lokal dan global dengan standar internasional. Kajian ini juga melihat kerangka kerja yang dibutuhkan dalam proses pengembangan talenta global dengan tetap memperhatikan sumber daya lokal sebagai sumber pemenuhan talenta global. Metodologi kualitatif dilakukan dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan analisis dengan aplikasi Quirkos. Peneliti berharap dapat menemukan framework yang tepat mengenai pengembangan talenta global di organisasi. Peneliti juga berharap dapat menjelaskan bagaimana talenta global yang merupakan ekspatriat di negara tujuan dapat berhasil di dalam pekerjaannya. Peneliti menemukan bahwa kerangka GTM menjadi bidang interaksi antara aktor dan model konseptual. Interaksi multi-aktor menghasilkan iklim GTM. Penelitian ini juga menambahkan profil kesuksesan, pola pikir global, dan kompetensi kepemimpinan untuk meningkatkan hasil bisnis.