digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Dyoh Try Saputra
PUBLIC Resti Andriani

Excavator merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk membongkar material pada industri sipil, konstruksi, dan pertambangan. Pada saat penggalian perlu ditentukan gaya gali yang didasarkan atas sifat fisik dan mekanik material agar pemilihan alat sesuai dengan gaya gali yang dibutuhkan untuk membongkar material tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gaya gali yang dibutuhkan untuk membongkar material dengan cara mengukur regangan yang terjadi pada komponen-komponen excavator (boom, arm, bucket, dan tooth) serta dengan mengukur tekanan pompa hidrolik pada excavator skala laboratorium (volume bucket ± 4 liter). Pengujian dilakukan pada material tanah dan pasir lepas dengan beberapa variasi sudut penggalian (60?, 50?, dan 40?). Sebelum uji penggalian material tanah dan pasir, kalibrasi dengan load cell diperlukan untuk menghubungkan antara data regangan dan data tekanan pompa terhadap gaya penggalian. Kemudian pengolahan data dilakukan dengan metode artificial neural network dan didapatkan keterkaitan yang baik pada pengolahan data kalibrasi. Selanjutnya, pada uji penggalian data strain dan data tekanan hidrolik dimasukkan ke model ANN yang dibentuk dari data kalibrasi. Hasilnya menunjukkan bahwa gaya yang diperlukan untuk membongkar material tanah lebih besar dibandingkan dengan material pasir. Gaya penggalian yang dibutuhkan untuk membongkar material tanah dengan berbagai variasi sudut awal penggalian (?) 60; 50; 40 sebesar 1,87 kN; 2,04 kN; 2,24 kN. Sedangkan gaya penggalian yang dibutuhkan untuk membongkar material pasir dengan berbagai variasi sudut awal penggalian (?) 60; 50; 40 sebesar 1,23 kN; 1,49 kN; 1,39 kN. Adapun energi spesifik penggalian berbanding lurus dengan gaya penggalian dengan hasil energi spesifik penggalian material tanah lebih besar daripada material pasir. Energi spesifik penggalian material tanah dengan berbagai variasi sudut awal penggalian (?) 60; 50; 40 sebesar 0,061 MJ/m3; 0,060 MJ/m3; 0,052 MJ/m3. Sedangkan energi spesifik penggalian material pasir dengan berbagai variasi sudut awal penggalian (?) 60; 50; 40 sebesar 0,053 MJ/m3; 0,058 MJ/m3; 0,050 MJ/m3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk skala lapangan agar pemilihan alat dapat dilakukan dengan lebih baik sebelum dilakukan penggalian.