digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi kelautan yang besar dengan salah satu potensi yang dimiliki yaitu adalah potensi minyak dan gas (MIGAS). MIGAS merupakan salah satu sumber energi yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia. Diketahui setiap tahunnya, permintaan terhadap MIGAS sampai sekarang terus meningkat. Namun, diketahui bahwa terjadi penurunan produksi baik minyak dan gas setiap tahunnya. Untuk meningkatkan produksi MIGAS, diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung produksi tersebut, dengan salah satu sarana yang dapat mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi adalah pipa bawah laut sebagai sarana transportasi fluida. Sering kali dijumpai berbagai masalah pada saat pipa bawah laut mulai beroperasi, salah satu permasalahannya yaitu integritas pipa yang terganggu akibat ditemukan kecacatan pada pipa saat pelaksanaan inspeksi. Kerusakan tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh crack. Untuk menjaga terjadinya kerusakan yang lebih berat akibat crack pada pipa, dilakukan suatu metoda yang dinamakan metode elemen hingga, yang bertujuan untuk memeriksa integritas dari pipa yang mengalami cracking. Belakangan ini, extended finite element method atau dikenal dengan nama XFEM, lebih sering digunakan untuk melakukan pemodelan crack pada pipa. Sebelum pipa digunakan untuk eksplorasi, perlu dilakukan perancangan pipa bawah laut yang detail agar memenuhi kriteria-kriteria yang berlaku, dengan tebal dinding pipa menggunakan standar DNVGL-ST-F101, analisis on-bottom stability dengan standar DNV-RP-F109, analisis instalasi berdasarkan DNVGL-ST-F101, dan analisis free span dengan standar DNVGL-RP-F105. Akan dilakukan juga pemodelan crack dengan menggunakan XFEM, untuk mengatahui pengaruh ukuran dari initial crack yang menjalar dari bagian luar pipa terhadap nilai bursting pressure yang dibutuhkan, akibat internal pressure yang berkerja pada pipa. Berdasarkan proses desain yang dilakukan pada Tugas Akhir ini, didapatkan nilai tebal dinding pipa yang akan digunakan dengan nilai 12,7 mm (0.5 in). Dilakukan analisis on-bottom stability dan diperoleh tebal lapisan beton yaitu setebal 63 mm (2.48 in). Selanjutnya, diperoleh free span yang diizinkan dengan nilai sebesar 16.3 m. Didapatkan ukuran tinggi dari initial crack paling mempengaruhi nilai bursting pressure akibat internal pressure yang berkerja pada pipa.