KESDM (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) memprediksi permintaan energi meningkat
dengan laju sebesar 5%. Lalu, Indonesia juga berkomitmen di dalam Paris Climate Agreement untuk
menurunkan emisi sebesar 29%. Untuk memenuhi kedua hal tersebut, KESDM menjalankan program substitusi
BBM ke BBN yang dinamakan B20 (campuran 20% FAME (fatty acid methyl ester) dan 80% high speed diesel)
sesuai dengan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2015. Program B20 ditargetkan menjadi B100 (100% FAME)
pada tahun 2050 oleh Dewan Energi Nasional. Oleh karena itu, Indonesia harus siap untuk menghadapi program
B100 ini. Studi kasus dapat diambil dari PT Pelindo Energi Logisitk (PEL) yaitu adanya fondasi kosong dan
dapat dibangun tangki penimbun FAME berkapasitas 2500 kl untuk mendukung kesiapan terhadap B100. Oleh
karena itu, diperlukan rancangan tangki menggunakan API 650 yang dapat digunakan sebagai FEED (front end
engineering design) untuk mengubah kontrak pembangunan dari turn-key basis menjadi tahap detailed
engineering design guna menghemat waktu dan biaya.
Tangki dirancang secara manual dan perangkat lunak AMETank. Drawing akan digenerasi secara
otomatis oleh AMETank. Lalu, hasil perancangan tersebut divalidasi dengan membandingkan hasil tegangan
dari metode elemen hingga pada perangkat lunak Ansys dengan tegangan pada standar API 650. Apabila hasil
tidak memenuhi standar, maka akan dilakukan perancangan ulang. Setelah itu, dilakukan analisis keekonomian
menggunakan IRR (internal rate of return) dan NPV (net present value).
Tangki memiliki diameter sebesar 15,82 m dan tinggi 15,12 m. Komponen tangki yang dirancang adalah
shell, bottom, roof, struktur, manholes, nozzles, dan tank anchorage. Shell terdiri dari enam shell course dengan
tebal yang berbeda dilengkapi dengan satu shell manholes dan dua shell nozzles. Lalu, bottom yang dipilih
adalah bottom dengan annular bottom plate. Pada roof, terdapat top angle, roof manholes, dan dua nozzle untuk
venting dan sounding. Baut tank anchorage memiliki ukuran M33 dengan jumlah 24 baut untuk menahan
tangki. Lalu, hasil perancangan disimulasikan menggunakan metode elemen hingga dengan lima kasus beban
menggunakan Ansys. Elemen yang digunakan untuk shell adalah SHELL 181 dan komponen lainnya
menggunakan SOLID 185. Setelah itu, dilakukan analisis keekonomian untuk mencari harga sewa minimum
dan kelayakan dari proyek dengan MARR (minimum acceptable rate of return) sebesar 15%.
Hasil perancangan sudah dipastikan memenuhi kriteria desain minimum API 650. Hasil analisis metode
elemen hingga menunjukkan setiap kasus beban tidak melebihi maximum allowable stress dari material dan
menunjukkan safety factor bernilai lebih dari satu sehingga tangki tidak akan gagal. Hasil analisis keekonomian
menunjukkan yang didapat adalah Rp 1.903.062.980. Namun, nilai tersebut masih di bawah harga sewa di bisnis
penyewaan tangki yang memiliki nilai minimum Rp 2.700.000.000. Dengan menggunakan harga sewa tersebut,
tangki memiliki IRR sebesar 26% dan NPV sebesar Rp 2.671.456.517.