digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Semakin banyak konsumen yang menunjukkan perubahan perilaku menjadi lebih sehat. Pandemi Covid-19 mendorong hal ini, karena kesadaran terhadap kesehatan mereka meningkat dan menyebabkan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, seperti mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang, dan konsumsi sayur dan buah. Perubahan itu ditandai dengan hadirnya inisiatif restoran sehat di beberapa negara. Namun, di Bandung, keberadaan restoran sehat masih jarang terlihat. Melalui penelitian ini, penulis memiliki tujuan untuk mengetahui apakah gaya hidup makan sehat mempengaruhi niat konsumen untuk mengunjungi restoran sehat. Selanjutnya, peneliti ingin menganalisis atribut restoran mana yang berpengaruh terhadap niat konsumen untuk mengunjungi restoran sehat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara dan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan survei. Data dianalisis menggunakan metode pengkodean terbuka dan PLS-SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup makan sehat tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berkunjung ke restoran sehat. Kemudian, emosi, kualitas makanan, ketersediaan label nutrisi, dan harga berpengaruh signifikan terhadap niat berkunjung ke restoran sehat yang dimediasi oleh perceived value. Hasil menyarankan bahwa pemilik restoran dapat mempertimbangkan untuk menerapkan inisiatif restoran sehat dan fokus pada peningkatan atribut sehat seperti informasi gizi dan kualitas makanan.