ABSTRAK Sharleen Putri
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN_Sharleen PutrI.pdf
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Cahaya Perada Abadi (CPA) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
manufaktur dengan memproduksi sarung tangan golf. PT CPA menerapkan sistem
manufaktur make-to-order, dimana sarung tangan akan diproduksi setelah adanya
pesanan dari induk perusahaan, yaitu PT Adira Semesta Industry. Proses produksi
dari sarung tangan golf meliputi, pemotongan, penempelan, penjahitan, serta
pengecekan kualitas produk. PT CPA memproduksi sepuluh jenis sarung tangan
golf yang berbeda. Pada penelitian ini, jenis sarung tangan yang ditinjau terdiri dari
tiga jenis sarung tangan, yaitu Q3, Zf, dan MG.
PT CPA memiliki permasalahan berupa ketidaktercapainya target produksi sebesar
53 dus/hari. Berdasarkan data dari bulan November 2021 hingga Mei 2022, jumlah
dus yang dihasilkan hanya sebesar 26 dus/hari. Oleh karena itu, penelitian
dilakukan dengan mengalokasikan operasi ke stasiun kerja agar target produksi
dapat tercapai. Fungsi objektif dari pengalokasian ini adalah minimasi jumlah
stasiun kerja. Selain itu, penelitian ini juga menghasilkan alternatif solusi berupa
pengalokasian operasi ke stasiun, jika jumlah mesin sesuai dengan kondisi existing.
Fungsi objektif dari pengalokasian kedua adalah minimasi waktu siklus.
Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan model linear programming
yang mengacu pada model SALBP-1M.
Komputasi model dari penelitian ini dilakukan dengan perangkat lunak IBM LOG
CPLEX Studio IDE 12.10.0. Berdasarkan hasil komputasi, jumlah stasiun kerja
minimal yang diperlukan dari pengalokasian pertama agar target produksi dapat
tercapai adalah 26 stasiun kerja. Sementara itu, waktu siklus minimal dari
pengalokasian kedua adalah 12,64 menit/dus dengan total produksi sebesar 37
dus/hari.