digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gilang Arya Perdana
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB I _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB II _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB III _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB IV _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB V _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB VI _ GILANG ARYA PERDANA.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Gilang Arya Perdana
PUBLIC Irwan Sofiyan

Flat slab merupakan suatu inovasi dalam dunia teknik sipil. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis metode desain seismik berbasis kinerja pada gedung tinggi 60 lantai dengan total ketinggian 240 meter dengan kombinasi sistem struktur flat slab dan dinding geser dengan tambahan outrigger dan belt-truss. Pada SNI 1726:2012 terdapat batasan ketinggian sebesar 48 meter untuk kategori desain seismik D sehingga untuk mengabaikan batasan ketinggian tersebut maka elemen flat slab hanya diberikan gravity load dengan kata lain tidak dapat menahan beban gempa dan elemen shear wall diberikan gravity load dan beban lateral. Berdasarkan analisis linear yang dilakukan, didapatkan bahwa dinding geser menerima gaya geser dasar sebesar 95.6% sehingga dapat dikatakan seluruh gaya geser dasar diterima oleh dinding geser. Hal ini membuktikan flat slab sebagai gravity system dan core wall sebagai seismic resistant system. Berdasarkan pushover dan non-linear time history analysis didapatkan bahwa performa struktur masih dalam kondisi IO-LS sehingga dapat mengabaikan batasan ketinggian SNI 1726:2012 dan menunjukkan bahwa elemen coupling beam sebagai disipator energi terbesar dari struktur yang menggunakan flat slab sehingga penulangan coupling beam sangatlah penting. Menurut SNI 2847:2013, coupling beam dengan L/H sebesar 2.67 yang berarti berada antara 2-4 boleh diberikan tulangan diagonal atau tanpa tulangan diagonal. Dimana coupling beam harus dicek kegagalan terhadap lentur. Berdasarkan pushover analysis didapatkan performa penulangan coupling beam dengan tulangan diagonal sebesar 40%LS dan tanpa tulangan diagonal sebesar 60%LS. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian David Naish, dimana coupling beam dengan tulangan diagonal memberikan hysteresis loop yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa diagonal. Berdasarkan non-linear time history analysis didapatkan penulangan coupling beam dengan tulangan diagonal memberikan performa 40%LS dimana hasilnya sama dengan pushover analysis.