Kebutuhan beras meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk
Indonesia sebanyak 1% tiap tahunnya. Namun, luas panen padi menurun sebesar
6,33% dari tahun 2018 – 2020. Pemanfaatan lahan marginal untuk meningkatkan
luas panen merupakan salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Pesisir
merupakan lahan marginal dimana sebesar 3,35% nya berpotensi untuk dikonversi
menjadi lahan pertanian. Lahan ini tidak produktif karena sifat fisik, kimia, dan
biologis yang kurang baik terutama tingginya salinitas. Tanaman padi merupakan
tanaman glikofit yang sensitif terhadap salinitas tinggi yang dapat menurunkan
produktifitas hingga kematian. Meskipun proses leaching dapat menurunkan
salinitas, dibutuhkan jumlah air yang besar yang diikuti pelindian nutrisi tanah.
Upaya untuk mengoptimalkan leaching adalah dengan penambahan amandemen.
Gipsum umum digunakan karena dapat menggantikan ion sodium atau Na+ dalam
tanah dengan Ca2+. Namun, dengan menggunakan gipsum secara terus menerus
kesuburan tanah akan berkurang. Amandemen organik yaitu digestate kotoran sapi
dan biochar sekam padi digunakan untuk menyediakan nutrisi-nutrisi dengan
meningkatkan materi organik yang dibutuhkan tanaman. Inokulasi bakteri rizosfer
(PGPR) pada benih tanaman juga merupakan pendekatan yang efisien dalam
resistensi terhadap salinitas dan memicu pertumbuhan tanaman. Penelitian dimulai
dengan menyiram tanah sawah menggunakan larutan garam 3,5% persen, untuk
menghasilkan kondisi salin-sodik. Kemudian diikuti perlakuan pemberian
amendemen. Pada penelitian ini, dipilih variasi perlakuan pemberian amendemen
gipsum sebanyak 100% (G100); 80% (G80); 40% (G40); 20% (G20); dan 10%
(G10) dari kebutuhan gipsum teoritis dan amandemen organik (BK) yaitu campuran
biochar sekam padi dan digestate kotoran sapi sebanyak 2,5% dari berat tanah.
Pengaruh perlakuan penambahan amandemen terhadap karakteristik fisikokimia
tanah pada proses pelucutan garam diamati selama 40 hari sebelum tanah digunakan
sebagai media tumbuh tanaman. Pengaruh biopriming benih melalui inokulasi
PGPR (P) terhadap karakteristik fisikokimia tanah dan pertumbuhan padi dilakukan
menggunakan tanah tanpa penambahan amandemen. PGPR yang digunakan pada
penelitian ini merupakan konsorsium Bacillus pumilus dan Azotobacter
chroococcum. Parameter pertumbuhan diamati selama periode penanaman yaitu
112 HST. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan amendemen pada proses
leaching berpengaruh nyata terhadap penurunan garam terlarut. Variasi G100 dapat
mengoptimalkan karakteristik kimia tanah seperti penurunan EC (75%), penurunan
Na+ (77%), peningkatan Ca2+ (55%), penurunan pH menjadi 5,6, penurunan ESP
(93%), dan penurunan SAR (94%). Variasi BK dapat mengoptimalkan
karakteristik fisik tanah seperti penurunan densitas (0,865 g/cm3) dan peningkatan
kapasitas retensi air (85%). Pertumbuhan tanaman padi paling tinggi didapatkan
pada variasi BK untuk tinggi (81,8 cm), nilai klorofil (2,27 mg/g), panjang akar
(14,8 ± 1,6 cm), dan jumlah daun (67 ± 35 /tanaman). Variasi P memperoleh
peningkatan jumlah anakan (25 ± 5 /tanaman), berat biomassa (59,02 ± 1,38 g) dan
perolehan berat gabah (3,27 ± 0,17 g).