Dunia diperkirakan akan menghadapi krisis pangan akibat penurunan
produktivitas pertanian seiring dengan peningkatan populasi. Hal yang paling
berpengaruh terhadap penurunan produktivitas ini adalah kualitas tanah yang
memburuk akibat perubahan iklim. Salinitas dan sodisitas merupakan salah satu
faktor penting terhadap penurunan kualitas tanah. Kondisi ini akan mengakibatkan
penurunan sifat fisikokimia tanah sehingga membatasi penyerapan air serta nutrisi
dan menghambat pertumbuhan tanaman. Meskipun penurunan kadar garam dapat
dicapai dengan proses leaching, metode ini membutuhkan jumlah air yang besar
dan menyebabkan pelindian nutrisi penting yang berada dalam tanah. Penggunaan
amandemen tanah dilaporkan dapat membantu proses leaching menjadi efisien dan
memasok unsur hara penting yang dapat meregulasi pertumbuhan. Pendekatan lain
yang dapat digunakan adalah inokulasi bakteri rizosfer (PGPR) pada benih tanaman
untuk meningkatkan resistensi terhadap salinitas dan memicu pertumbuhan
tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati karakteristik tanah yang
terpapar cekaman garam sesudah proses reklamasi dengan menggunakan variasi
amandemen organik, amandemen anorganik, dan inokulasi benih dengan
konsorsium PGPR serta pengaruh variasi perlakuan tersebut terhadap peningkatan
pertumbuhan serta perolehan tanaman padi. Penelitian dimulai dengan menyiram
tanah alluvial clay dengan larutan garam 3,5% untuk menghasilkan kondisi salinsodik.
Tanah tersebut kemudian diberikan variasi amandemen; campuran kotoran
sapi-biochar (BK), gipsum 100% (G100), gipsum 80% (G80), gipsum 40% (G40),
gipsum 20% (G20), gipsum 10% (G10) dari total stoikiometri kebutuhan gipsum,
dan tanpa amandemen sebagai kontrol (K). Setelah penambahan amandemen
diiringi dengan proses leaching selama 40 hari dan kemudian karakteristik
fisikokimia tanah selama proses leaching dianalisis sebelum tanah dengan semua
variasi perlakuan digunakan sebagai media tumbuh tanaman padi. Pengaruh
biopriming benih melalui inokulasi PGPR (P) terhadap karakteristik fisikokimia
tanah dan pertumbuhan padi dilakukan menggunakan tanah tanpa penambahan
amandemen. PGPR yang digunakan untuk biopriming pada penelitian ini berupa
konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Azotobacter chroococcum. Pengamatan
pertumbuhan tanaman berlangsung selama 112 hari sampai waktu panen pada tanah
variasi BK, G100, G80, G40, G20, G10, P, dan K. Penelitian ini menunjukkan
bahwa penambahan amandemen berpengaruh nyata terhadap penurunan garam
terlarut selama proses leaching. Variasi G100 memberikan pengaruh yang baik
terhadap karakteristik kimia tanah seperti penurunan EC (1,44 dS/m), penurunan
Na+ (2,04 meq/100g), penurunan pH menjadi 5,6, penurunan ESP (4,34%), dan
penurunan SAR (0,13). Karakteristik fisik yang paling baik diperoleh dari variasi
BK yang menunjukkan penurunan densitas (0,865 g/cm3) dan peningkatan
kapasitas retensi air (85%) hingga nilai yang ideal. Hasil pertumbuhan dan
perolehan hasil yang paling baik ditunjukkan oleh variasi P, dengan pertambahan
tinggi (74,5 ± 6,9 cm), jumlah tiller (30 ± 4/tanaman), panjang akar (17,4 ± 3,6 cm),
jumlah daun (70 ± 11/tanaman), nilai klorofil (2,49 ± 0,18 mg/g), berat biomassa
(61,77 ± 0,19 g), dan berat perolehan (4,01 ± 0,2 g) dibandingkan variasi lain.