digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yusuf Eka Maulana
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Yusuf Eka Maulana
PUBLIC Latifa Noor

COVER Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Yusuf Eka Maulana
EMBARGO  2025-03-06 

Kanker merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Sampai dengan tahun 2020, 10 juta orang meninggal yang disebabkan oleh kanker. Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker, akan tetapi berbagai jenis obat dalam kemoterapi menimbulkan efek samping yang berbahaya, karena bersifat toksik terhadap sel normal. Inhibitor tirosin kinase dipilih sebagai sebagai obat dalam terapi kanker karena dinilai kurang bersifat toksik terhadap sel normal. Hal tersebut karena inhibitor tirosin kinase secara selektif menghambat terjadinya fosforilasi pada sisi aktif reseptor, sehingga proliferasi dan pertumbuhan sel pemicu sel kanker menjadi terhambat. Senyawa bahan alam memainkan peran penting dalam penemuan dan pengembangan obat baru. Senyawa bahan alam dinilai memiliki sumber yang luas, keragaman kimia yang lebih baik, dan lebih banyak hubungan biologis, sehingga senyawa bahan alam dapat dijadikan sebagai inhibitor tirosin kinase yang potensial. Berdasarkan literatur, biji Amorpha fruticosa mengandung metabolit sekunder turunan rotenoid yang mengandung cincin heterosiklik dan kaya dengan oksigen, yang bisa aktif sebagai inhibitor tirosin kinase. Respon biologis merupakan akibat adanya interaksi molekul obat dengan molekul reseptor berupa interaksi kimia. Interaksi molekul inhibitor dengan residu asam amino pada tirosin kinase reseptor dapat diprediksi dengan kajian docking. Pada penelitian ini berhasil diisolasi 4 senyawa turunan rotenoid dari ekstrak aseton biji A. fruticosa, yaitu tefrosin (1), 11-hidroksitefrosin (2), amorphispironon (3), dalpanol (4), dan 1 senyawa rotenoid terglikosilasi, yaitu 6’-O-?-D-glukopiranosil-dalpanol (5) yang ditentukan strukturnya berdasarkan NMR 1dan 2D. Hasil uji aktivitas tirosin kinase menunjukkan senyawa 5 memiliki aktivitas sebagai inhibitor tirosin kinase EGFR, HER2, dan IGF1R dengan nilai inhibisi 54, 16, dan 24 %, secara berturut-turut. Kajian docking menunjukan interaksi antar molekul senyawa 5 dengan sisi aktif EGFR HER2 dan IGF1R. Gugus glukopiranosil pada senyawa 5 berperan dalam ikatan hidrogen, sementara struktur dasar senyawa 5 berperan dalam interaksi hidrofobik.