digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kurnia Nastira Ningsih
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Kurnia Nastira Ningsih
PUBLIC Latifa Noor

COVER Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Kurnia Nastira Ningsih
EMBARGO  2025-03-06 

Morus (tumbuhan Murbei) merupakan genus tumbuhan dari famili Moraceae yang banyak tumbuh di wilayah beriklim tropis seperti Asia. Sampai dengan Juni 2021, tercatat ada 17 spesies tumbuhan dalam genus Morus. Tumbuhan Morus dikenal kaya akan senyawa fenolik; terutama flavonoid (termasuk didalamnya calkon dan adduct Diels-Alder), stilben dan 2-aril-benzofuran dengan beragam bioaktivitas yang penting termasuk antioksidan, anti-hipoglikemia, anti-inflamasi, anti-hipotensi dan aktivitas diuretik. Seiring berjalannya waktu, pencarian sumber senyawa obat sudah semakin berkembang tidak hanya berasal dari jaringan tumbuhan saja, dewasa ini telah dilakukan isolasi metabolit sekunder dari jamur endofitik. Jamur endofitik merupakan jamur yang hidup berkoloni dalam jaringan internal tumbuhan tanpa menyebabkan kerusakan. Awal mula dikembangkannya jamur endofitik adalah untuk mendapatkan senyawa bioaktif mirip inangnya dengan proses yang lebih mudah dan cepat seperti Taxol dari Taxomyces andreanae dengan inang Taxus brevifolia dan Artemisinin dari Aspergillus sp dengan inang Artemisia annua, kemudian ditemukan bahwa jamur endofitik dapat menghasilkan senyawa yang berbeda dari inangnya bahkan senyawa baru. Senyawa yang menarik dengan sitotoksisitas sangat kuat dilaporkan diisolasi dari jamur endofitik Xylaria sp. pada M. macroura yakni 19,20-epoxycytochalasin Q, 18-deoxy-19,20-epoxycytochalasin Q dan 19,20-epoxycytochalasin C. Sejauh ini penyelidikan fitokimia terhadap jamur endofitik dari tumbuhan Morus masih belum banyak dilaporkan, maka pada penelitian ini telah dilakukan isolasi jamur endofitik Colletotrichum queenslandicum dari bagian daun Morus australis dan merupakan penemuan pertama jamur endofitik genus ini dari inang tumbuhan Morus australis. Jamur endofitik C. queenslandicum ditumbuhkan pada media beras selama 4 minggu kemudian dipanen dan dimaserasi menggunakan etil asetat. Terhadap ekstrak etil asetat yang diperoleh selanjutnya dilakukan fraksinasi dan pemurnian. Dari jamur endofitik C. queenslandicum telah berhasil diisolasi lima senyawa murni dan dikarakterisasi berdasarkan data spektroskopi NMR sebagai satu alkaloid indol baru; 2-(1H-indol-3-il)-etil 2-(4-hidroksifenil) asetat beserta dua alkaloid indol lainnya; Triptopol dan Asam indol-3-asetat, satu fenolik sederhana turunan asam benzoat; Asam 2-(3-aminofenil) asetat yang baru pertama kali dilaporkan dari jamur genus Colletotrichum dan satu steroid; Ergosterol. Uji aktivitas sitotoksik terhadap sel murine leukemia P-388 dari kelima senyawa hasil isolasi menunjukkan semua senyawa bersifat aktif