COVER - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VII - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VIII - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Luthfi Nugroho
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Luthfi Nugroho.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah, salah satunya adalah minyak
dan gas bumi. Kebutuhan minyak dan gas bumi masih menjadi kebutuhan bahan
bakar yang utama bagi manusia. Oleh karena itu kegiatan eksplorasi minyak dan
gas bumi masih akan terus dilakukan demi kebutuhan manusia yang harus dipenuhi.
Salah satu fasilitas eksplorasi minyak dan gas alam adalah pipa bawah laut yang
berfungsi sebagai sarana transportasi fluida dari offshore platform.
Sebelum dilakukan proses konstruksi pipa bawah laut, akan dilaksanakan desain
dan analisis konstruksi pipa bawah laut. Tahapan yang pertama adalah analisis tebal
dinding pipa menggunakan standar DNVGL-ST-F101. Analisis ini meliputi tebal
minimum tebal dinding pipa dalam menahan terhadap tekanan internal berlebih dan
tekanan local buckling yang meliputi tekanan system collapse dan tekanan
propagation buckling. Lalu dipilih tebal dinding pipa yang memenuhi kriteria
DNVGL-ST-F101. Analisis selanjutnya adalah analisis kestabilan pipa
menggunakan standar DNVGL-RP-F109 dan analisis ini bertujuan untuk
mengetahui kestabilan pipa bawah laut saat dikenai beban lingkungan dalam arah
lateral dan vertical. Hasil dari analisis kestabilan pipa bawah laut digunakan untuk
analisis instalasi pipa bawah laut. Analisis ini menggunakan software OFFPIPE
dan MOSES, lalu didapatkan konfigurasi roller, stinger, dan tensioner beserta
tegangan pipa saat instalasi agar tidak melebihi tegangan izin. Kontur dasar laut
yang tidak rata beserta pergerakan dasar laut yang terus terjadi membuat pipa tidak
sepenuhnya menyentuh dasar laut dan terjadi bentang bebas. Analisis bentang
bebas ini menggunakan standar DNVGL-RP-F105 dan didapatkan panjang bentang
bebas yang diizinkan. Selanjutnya adalah analisis proteksi katodik pipa bawah laut
yang menggunakan standar DNVGL-RP-F102 dan DNVGL-RP-B401 dan
didapatkan nilai jarak antar anoda 300 meter, jumlah anoda sebanyak 36 buah, dan
massa anoda 876.97 kg.