Perkembangan teknologi menyebabkan bisnis jaringan 5G mengalami perubahan.
Perubahan ini ditandai adanya tren komunikasi ke arah Machine Type
Communication (MTC) dimana puluhan miliar perangkat pintar akan menggunakan
kemampuan komunikasi tertanam dan sensor yang terintegrasi untuk bertindak di
lingkungan lokal masing – masing. 5G bekerja dengan jumlah pengguna yang
besar, berbagai macam divais dan juga layanan yang beragam. Salah satu kasus
penggunaan pada 5G adalah massive internet of things, yang meliputi massive
Machine Type Communication (Mmtc), yaitu Wireless Sensor Network (WSN).
Tantangan dari 5G adalah bagaimana memodelkan arsitektur/topologi untuk
mendukung mMTC biaya rendah, area cakupan yang luas dan daya yang rendah;
bagaimana mengatur penggunaan bersama medium untuk intracluster mMTC dan
bagaimana mengurangi interferensi di uplink dari cluster head (CH) ke node sink
untuk mMTC. Untuk menjawab tantangan ini, maka digunakan platform High
Altitude Platforms (HAP) yang terintegrasi dengan WSN untuk aplikasi mMTC
dengan menggunakan algoritma energy-aware clustering, intracluster protokol
Medium Access Control (MAC) dan teknik multiple access yang sesuai.
Penelitian ini bertujuan menghasilkan mMTC wireless berbasis HAP. Sistem dibuat
dengan menggunakan platform HAP untuk menggantikan Base Station sebagai
node sink pada area urban, algoritma energy-aware clustering, intracluster protokol
Medium Access Control (MAC) dan teknik multiple access PD NOMA berbasis
deep learning. Algoritma energy-aware clustering dikembangkan untuk mengatasi
keterbatasan daya dari node sensor. Algoritma tersebut mendukung jumlah node
yang banyak dan mempertimbangkan pergerakan vertikal, horizontal dan inklinasi
HAP, sehingga dapat memperkecil jumlah node sensor yang tidak terhubung ke
jaringan.
Intracluster protokol MAC dikembangkan untuk mengatur penggunaan bersama
medium untuk intracluster mMTC dalam pengiriman informasi sensing, kejadian
di node sensor ataupun informasi yang diminta oleh cluster head (CH). Sehingga
dengan intracluster protokol MAC tersebut, collision dapat dicegah. Pada
ii
intracluster mMTC, prilaku node sensor dimodelkan dengan Model Markov, yang
terdiri dari empat state, yaitu off, Round Robin, Interrupt dan Query.
Teknik multiple access PD NOMA berbasis deep learning dikembangkan untuk
mengatasi masalah interferensi uplink dari CH ke HAP untuk mMTC. Teknik
multiple access yang dikembangkan tersebut mengimplementasikan Convolutional
Neural Network (CNN), untuk menggantikan proses Successive Interference
Cancellation (SIC) di penerima.
Tahapan pada penelitian ini, adalah mengembangkan model mMTC dengan
platform HAP; algoritma energy-aware clustering yang dapat mendukung jumlah
node yang banyak dan mempertimbangkan pergerakan HAP; intracluster protokol
MAC yang mengatur pengiriman informasi dari node sensor ke CH dan teknik
multiple access PD NOMA berbasis deep learning yang mengatur pengiriman
informasi dari CH ke HAP dengan pendekatan simulasi menggunakan Matlab dan
Phyton. Kemudian, menguji kinerja algoritma energy-aware clustering,
intracluster protokol MAC dan teknik multiple access PD NOMA berbasis deep
learning yang dikembangkan untuk mMTC khususnya WSN berbasis HAP dan
teknologi 5G, indikator kinerja yang diuji dari masing-masing kinerja adalah
jumlah node sensor yang tidak terhubung, efisiensi jaringan dan Bit Error Rate
(BER). Terakhir adalah simpulan, yang dilakukan dengan melihat hasil simulasi
dan analisis kinerja mMTC, khususnya WSN berbasis HAP dan teknologi 5G
dengan menggunakan algoritma energy-aware clustering, intracluster protokol
MAC dan teknik multiple access PD NOMA berbasis deep learning yang
dikembangkan.
Hasil dari penelitian ini adalah model mMTC wireless berbasis HAP dengan
pendekatan machine learning PD NOMA. Dari penelitian ini terlihat bahwa mMTC
berbasis HAP menggunakan algoritma energy-aware clustering yang
dikembangkan dapat mendukung 250000 node sensor dan dapat mengantisipasi
pergerakan HAP. Di samping itu, intracluster protokol MAC yang dikembangkan
dapat mendukung 350000 node sensor. Dan juga, teknik multiple access PD NOMA
dan Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) PD NOMA yang
dikembangkan dengan mengimplementasikan CNN dapat menggantikan proses SIC
untuk menangani sinyal NOMA tanpa pemrosesan sinyal secara konvensional. Teknik
multiple access uplink OFDMA PD NOMA dengan menggunakan CNN mempunyai
kinerja yang lebih baik untuk 11 pengguna dibandingkan uplink OFDMA PD NOMA
konvensional dan uplink PD NOMA baik yang konvensional maupun menggunakan
CNN.