COVER - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Griselda Melania Yahya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Griselda Melania Yahya.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Lignin merupakan biopolimer aromatik bagian dari biomassa (lignoselulosa) yang pendayagunaannya masih jauh dari maksimal, karena umumnya hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Padahal, senyawa monomer lignin, yang disebut monolignol, berpotensi menjadi molekul pangkal untuk pembuatan aneka zat kimia bioaromatik bernilai tambah tinggi. Proses-proses delignifikasi lignoselulosa secara fisik atau kimia yang ada sekarang umumnya memang hanya bertujuan menyingkirkan tanpa mempedulikan mutunya. Di sisi lain, proses delignifikasi mikrobial/enzimatik memang lambat tetapi mampu mendelignifikasi lignoselulosa dengan sekaligus mendepolimerisasi ligninnya. Suatu proses delignifikasi biomimetik (yaitu delignifikasi kimia yang meniru-niru mekanisme kerja enzim-enzim ligninolitik) diharapkan mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Penelusuran literatur menunjukkan bahwa kombinasi ion-ion logam yang menjadi kunci proses delignifikasi enzimatik adalah besi (Fe2+) atau tembaga (Cu2+) dengan mangan (Mn2+). Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis bahwa ion mangan-besi dan mangan-besi-tembaga merupakan kandidat-kandidat katalis delignifikasi biomimetik. Pada penelitian ini, tandan kosong sawit (TKS) digunakan sebagai lignoselulosa yang dicoba didelignifikasi dengan digodok dalam larutan kandidat katalis dalam buffer malat-tartrat pada pH 4 atau 6 dan temperatur refluks (? 100?) selama 6 atau 12 jam. Variabel-variabel faktor penelitian adalah nisbah Mn/Fe, nisbah Cu/Fe, pH, dan waktu godok. Keefektifan katalis dalam mendelignifikasi TKS diukur melalui analisis kadar lignin di dalam TKS sebelum dan sesudah delignifikasi.
Berdasarkan hasil percobaan, kandidat-kandidat katalis delignifikasi berhasil mengurangi kadar lignin pada tandan kosong sawit, namun hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan. Interaksi yang positif diperoleh dari interaksi ion Cu2+ dan ion Fe2+ dengan pengurangan kadar lignin yang meningkat.