ABSTRAK Wandi Kasim
PUBLIC Latifa Noor PUSTAKA Wandi Kasim
PUBLIC Latifa Noor
COVER Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB1 Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB2 Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB3 Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB4 Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
BAB5 Wandi Kasim
EMBARGO  2025-03-06 
EMBARGO  2025-03-06 
Elektroda pasta karbon dapat digunakan sebagai sensor glukosa, namun glukosa
merupakan senyawa organik yang sukar untuk dioksidasi terutama di permukaan
elektroda pasta karbon. Proses oksidasi ini dapat dipermudah dengan penambahan
katalis di permukaan elektroda. Laju reaksi oksidasi glukosa di permukaan
elektroda ditentukan oleh nilai k0 (atau ks pada beberapa literatur). Nilai k0 yang
besar menunjukkan aktivitas katalitik yang baik pada elektroda. Untuk
meningkatkan nilai k0 pada proses oksidasi glukosa di permukaan elektroda dapat
digunakan katalis tertentu. Beberapa diantara katalis yang digunakan adalah
nanopartikel emas dan Cu-BTC serta gabungan antara keduanya yaitu
AuNP@Cu-BTC. Cu-BTC merupakan MOF yang disintesis dari ion Cu(II) dan
asam trimesat H3BTC. Ion Cu(II) dari Cu-BTC berfungsi sebagai katalis oksidasi
glukosa. Penggunaan Cu-BTC dipilih karena selain mudah disintesis Cu-BTC
terdiri dari ligan nonpolar trimesat yang dapat dengan mudah terikat dengan pasta
karbon. Nanopartikel emas yang digabungkan ke Cu-BTC diharapkan dapat
meningkatkan nilai k0 pada katalis. Sintesis nanopartikel emas dapat menggunakan
metode Turkevich dengan mereduksi Au(III) dalam larutan natrium sitrat panas.
Hasil sintesis nanopartikel emas dengan metode ini akan menghasilkan larutan
keunguan atau kemerahan yang menyerap panjang gelombang 600 – 500 nm
untuk nanopartikel ukuran 5 – 100 nm. Larutan nanopartikel emas yang telah
dingin dapat langsung dicampurkan dengan Cu-BTC dan dihasilkan AuNP@Cu-
BTC yang berwarna lebih gelap dibandingkan dengan Cu-BTC. Kemudian
penentuan kemampuan elektroda dalam mendeteksi glukosa dan nilai k0
ditentukan dengan metode voltammetri siklis. Namun karena menggunakan
elektroda pasta karbon yang tidak datar, maka luas permukaan harus ditentukan
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan besi ferro/ferrisianida. Dengan
metode ini ditemukan luas permukaan masing-masing elektroda adalah 14,45
mm2, 13,83 mm2, 7,99 mm2, dan 11,77 mm2 berturut-turut untuk elektroda pasta
karbon (EPK), AuNP@EPK, Cu-BTC/EPK, dan AuNP@Cu-BTC/EPK.
Kemudian pengujian elektroda dalam mendeteksi glukosa dilakukan dengan
larutan glukosa dalam NaOH 0,1 M. Dengan metode voltammetri siklis dengan
laju pindai bervariasi, nilai k0 untuk masing-masing elektroda dapat ditentukan,
yaitu 2,71x10-7, 4,55x10-5, 9,38x10-5 dan 2,29x10-4 cm2/s, untuk EPK,
AuNP@EPK, Cu-BTC/EPK, dan AuNP@Cu-BTC/EPK, serta sensitivitas yang paling baik untuk keempat elektroda adalah AuNP@Cu-BTC/EPK dengan nilai
113,63 ?A/mM.cm2.