digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



COVER - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB VI - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Genta Harrison Hasiando M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sejalan dengan konvensi PBB untuk Perubahan Iklim, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 23% pada Tahun 2025 . Dalam rangka memenuhi target bauran energi terbarukan di Indonesia, pembangkit listrik tenaga arus laut dapat dibangun. Salah satu daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi dibangunnya pembangkit listrik tenaga arus laut adalah Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL), terdapat beberapa tantangan terutama dari aspek finansial, seperti harga produksi yang masih relatif tinggi. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan finansial terhadap pembangkit listrik tenaga arus laut yang akan dibangun di Selat Larantuka. Terdapat beberapa parameter yang dapat mengukur kelayakan aspek finansial dari sebuah proyek yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Discounted Payback Period (DPBP), dan Benefit Cost Ratio (B/C). Estimasi Commercial Operation Date dari PLTAL adalah pada awal tahun 2023 dengan masa layan selama 30 tahun atau hingga akhir tahun 2052. Pada pengerjaan Tugas Akhir ini digunakan lima alternatif dengan nilai suku bunga 8,5% dan tingkat inflasi 2,07%, yaitu alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Lembata dengan pinjaman awal 100% dari modal awal atau alternatif 1, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Flores Timur dengan pinjaman awal 100% dari modal awal atau alternatif 2, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Lembata dengan pinjaman awal 70% dari modal awal atau alternatif 3, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Flores Timur dengan pinjaman awal 70% atau alternatif 4, dan alternatif ‘Bundling’ dengan pinjaman awal 70% atau alternatif 5. Diketahui alternatif yang paling layak adalah alternatif 3, dengan hasil analisis kelayakan didapatkan nilai NPV sebesar Rp 107,37 Miliar, nilai IRR sebesar 29,19%, DPBP selama 11 tahun, dan nilai B/C sebesar 1,29. Dilakukan juga analisis sensitivitas terhadap Capital Expenditure (CAPEX), Operational Expenditure, dan Daya yang dapat dihasilkan oleh PLTAL. Berdasarkan analisis sensitivitas diketahui bahwa investasi menjadi tidak layak ketika CAPEX bertambah lebih dari 93,69%, OPEX bertambah lebih dari 157,7%, dan Daya yang dapat dihasilkan PLTAL turun menjadi lebih dari 37,02%.