COVER - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Genta Harrison Hasiando M.
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Genta Harrison Hasiando Mardani.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Sejalan dengan konvensi PBB untuk Perubahan Iklim, Pemerintah Indonesia telah berkomitmen
menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 23% pada Tahun 2025 . Dalam rangka memenuhi target
bauran energi terbarukan di Indonesia, pembangkit listrik tenaga arus laut dapat dibangun. Salah
satu daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi dibangunnya pembangkit listrik tenaga arus
laut adalah Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Dalam pengembangan pembangkit listrik
tenaga arus laut (PLTAL), terdapat beberapa tantangan terutama dari aspek finansial, seperti harga
produksi yang masih relatif tinggi. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan finansial terhadap
pembangkit listrik tenaga arus laut yang akan dibangun di Selat Larantuka. Terdapat beberapa
parameter yang dapat mengukur kelayakan aspek finansial dari sebuah proyek yaitu Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Discounted Payback Period (DPBP), dan Benefit
Cost Ratio (B/C). Estimasi Commercial Operation Date dari PLTAL adalah pada awal tahun 2023
dengan masa layan selama 30 tahun atau hingga akhir tahun 2052. Pada pengerjaan Tugas Akhir
ini digunakan lima alternatif dengan nilai suku bunga 8,5% dan tingkat inflasi 2,07%, yaitu
alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Lembata dengan pinjaman awal 100% dari modal awal
atau alternatif 1, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Flores Timur dengan pinjaman awal
100% dari modal awal atau alternatif 2, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten Lembata dengan
pinjaman awal 70% dari modal awal atau alternatif 3, alternatif pengaliran listrik ke Kabupaten
Flores Timur dengan pinjaman awal 70% atau alternatif 4, dan alternatif ‘Bundling’ dengan
pinjaman awal 70% atau alternatif 5. Diketahui alternatif yang paling layak adalah alternatif 3,
dengan hasil analisis kelayakan didapatkan nilai NPV sebesar Rp 107,37 Miliar, nilai IRR sebesar
29,19%, DPBP selama 11 tahun, dan nilai B/C sebesar 1,29. Dilakukan juga analisis sensitivitas
terhadap Capital Expenditure (CAPEX), Operational Expenditure, dan Daya yang dapat
dihasilkan oleh PLTAL. Berdasarkan analisis sensitivitas diketahui bahwa investasi menjadi tidak
layak ketika CAPEX bertambah lebih dari 93,69%, OPEX bertambah lebih dari 157,7%, dan Daya
yang dapat dihasilkan PLTAL turun menjadi lebih dari 37,02%.
Perpustakaan Digital ITB