Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah organisasi yang kompleks yang
umumnya statis, hierarkis, dan birokratis. Fase-fase investasi yang dinamis dan
panjang seringkali mengakibatkan tertundanya proyek-proyek pengembangan
migas, yang menyebabkan hilangnya peluang produksi awal dan peningkatan
investasi modal. Proses pengambilan keputusan yang ada mungkin tidak cukup
menghargai inisiatif pengembangan ladang minyak, yang mengakibatkan
ketidakpastian dan mengarah pada penolakan keputusan investasi. Oleh karena
itu, penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah proses pengambilan keputusan
dibedakan berdasarkan kriteria dan kompleksitas proyek pengembangan yang
diusulkan dibandingkan dengan proyek yang ada. Model gerbang bertahap
berbasis konteks dan skala untuk industri minyak dan gas kemudian dikembangkan
berdasarkan teori gerbang bertahap yang sebelumnya digunakan hanya untuk
pengembangan produk baru industri manufaktur.
Penelitian ini mendemonstrasikan penerapan kombinasi metodologi sistem lunak
berbasis penelitian tindakan dan sistem dinamika untuk meningkatkan proses
pengambilan keputusan di BUMN khususnya pengembangan lapangan minyak.
Pengumpulan data untuk proyek ini dilakukan melalui observasi pada berbagai
pertemuan peninjauan penentu keputusan dan pertemuan penilaian teknis, serta
melalui wawancara semi terstruktur dengan para pemangku kepentingan yang
terlibat dalam rantai pengambilan keputusan untuk proyek pengembangan bisnis.
Dalam melakukan penelitian tindakan, dilakukan dua putaran siklus penelitian.
Pada siklus pertama peneltian, pengambilan data dilakukan dengan melakukan
wawancara dan lembar pertanyaan ke sejumlah pemangku kepentingan yang
terlibat di dalam sistem pengambilan keputusan. Dari hasil analisa data
disimpulkan bahwa transformasi digital harus diterapkan secara terintegrasi untuk
mengurangi pekerjaan berulang. Berdasarkan permodelan pada sistem lunak
didapati pengurangan waktu peninjauan yang sangat besar yang berdampak baik
terhadap pelaksanaan proyek yang diusulkan. Apliksi digital dengan sistem
arsitektur sesuai hasil permodelan dalam sistem lunak pun dikembangkan dan di
terapkan ke dalam proses peninjauan usulan proyek pengembangan bisnis.
Namun ketika diterapkan langsung ke dalam sistem sesungguhnya, masih
ditemukan hambatan-hambatan dalam pengambilan keputusan dari para
pemangku kepentingan. Implementasi pada siklus pertama dilakukan dengan
melakukan perubahan alur proses pada aplikasi pengambilan keputusan yang
sudah ada. Proses pembaruan aplikasi berhasil dilaksanakan dan di
implementasikan pada UEC dengan harapan realisasi dapat berjalan sesuai
dengan hasil simulasi saat dilakukan pemodelan. Yang menjadi hambatan adalah
komitmen dari setiap pemangku kepentingan untuk menjalankan bisnis proses
seluruhnya secara digital. Perbedaan komitmen dari setiap pemangku kepentingan
inilah yang menjadikan pada kenyataannya hasil yang didapat tidak seperti dalam
simulasi. Temuan pada siklus pertama tadi menjadi masukan pada siklus kedua,
sehingga dalam siklus kedua pengambilan data dilakukan dengan wawancara
mendalam terhadap pemangku kepentingan yang lebih luas dan diutamakan
berperan sebagai pengambil keputusan di fungsi atau direktorat-nya masingmasing.
Implementasi
pada siklus kedua dilakukan dengan melakukan perubahan pada
proses bisnis perusahaan terebih dahulu. Dengan memodifikasi model gerbang
bertahap dari pengembangan produk menjadi gerbang bertahap untuk industri
migas dengan basis kontekstual menghasilkan proyek-proyek yang sederhana
mendapat hak khusus untuk pengajuan proyek dengan tahap persetujuan yang jauh
lebih sederhana. Setelah proses bisnis berhasil dimodifikasi, barulah perubahan
aplikasi pengambilan keputusan dilakukan menyesuaikan bisnis proses yang baru.
Hasilnya menunjukkan bahwa jumlah siklus tinjauan dalam proses pengambilan
keputusan berkurang secara signifikan berdasarkan kompleksitas proyek,
memastikan alokasi sumber daya penting dan langka untuk proyek, dan
mengurangi total waktu penyelesaian. Sebaliknya, beberapa hambatan masih ada
di tingkat menengah dan lebih tinggi dari proses pengambilan keputusan.
Kesimpulan penting dari penelitian ini adalah bahwa pengambilan keputusan
manajemen akan mendapatkan keuntungan dengan mendelegasikan beberapa
kegiatan tinjauan teknis dari subholding ke daerah dan mendelegasikan otorisasi
keuangan satu tingkat dari ambang batas yang ada.
Keywords: Proses Nilai Modal; Gerbang Bertahap; Penelitian Tindakan;
Metodologi Sistem Lunak; Dinamika Sistem.