digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Grace Agnes Helena Sibarani
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kualitas lingkungan memiliki hubungan yang erat dengan proses pemulihan kesehatan, baik fisik maupun mental. Terlebih pada fase eksponensial pandemi COVID-19 di mana proses pemulihan kesehatan tidak lagi terjadi pada lingkungan medis, namun juga non-medis; sangat penting untuk memahami bagaimana proses pemulihan kesehatan dari virus COVID-19 dapat berlangsung lebih optimal pada lingkungan dengan faktor-faktor tertentu seperti lingkungan terapeutik dan lingkungan restoratif. Penelitian ini kemudian bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor lingkungan mempengaruhi potensi terapeutik dan restoratif yang dirasakan oleh penderita COVID-19. Metode penelitian yang digunakan adalah mix-method dengan pendekatan convergent-parallel approach di mana data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis dalam satu time-frame yang sama. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner daring pada bulan Maret 2022 yang dibagikan kepada responden yang pernah dikarantina dengan ketentuan dinyatakan positif dan atau terindikasi (suspek) COVID-19 dengan total 327 responden. Hasil analisis menghasilkan 5 model teoritis yang menggambarkan bagaimana hubungan kausal faktor-faktor penting pembentuk lingkungan terapeutik dan lingkungan restoratif. Temuan penelitian ini menunjukkan kecenderungan dari masing-masing kriteria perancangan berdasarkan tiga tipe fasilitas karantina dan tingkat gejala meliputi: 1) Rumah Tinggal (Gejala Ringan dan Tanpa Gejala); 2) Fasilitas Khusus (Gejala Sedang) dan 3) Rumah Sakit (Gejala Berat). Hasil analisis juga mengungkap faktor, kriteria, dan konsep lingkungan terapeutik dan restoratif yang baru dan yang masih relevan, serta hubungan korelasional antar kriteria perancangan yang dominan. Faktor-faktor yang masih teruji relevan meliputi: 1) Personal Kontrol; 2) Dukungan Sosial; 3) Nuansa Alam; 4) Distraksi; 5) Stresor Lingkungan dan 6) Stimulasi Perasaan. Di lain sisi, muncul dua faktor baru yaitu: 1) Sarana dan Prasarana Memadai dan 2) Lokasi dan Aksesibilitas serta beberapa kriteria perancangan yang melengkapi faktor-faktor yang masih relevan seperti Rasa Kepemilikan dan Keleluasaan pada faktor Kontrol Personal, Sumber Dukungan pada faktor Dukungan Sosial, dan Mendukung Kesehatan Mental dan Tidak Mengintimidasi pada faktor Stimulasi Perasaan. Berdasarkan relevansi dan kebaruan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkungan terapeutik dan restoratif yang cocok diterapkan bagi penderita COVID-19 adalah sebuah lingkungan positif yang selalu memberikan sugesti sehat fisik, psikologis, dan sosial serta menarik dari segi fisik maupun visual melalui kontrol personal pada ruang karantina dan lingkungan sekitarnya yang terdiri dari 8 faktor, 30 kriteria, dan 114 konsep perancangan.