ABSTRAK Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN Ignaz Ega Adhiaga
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo di era
kepemimpinan Walikota Bapak Jokowi banyak menciptakan inovasi untuk
meningkatkan pamor dan mempercantik wajah kota. Berbagai kebijakan
pembangunan wilayah kota di berbagai sektor terus dikebut. Salah satu dari sekian
banyak kebijakan yang paling nampak adalah penataan Pedagang Kaki Lima
(PKL). Jokowi memperkenalkan metode pendekatan baru, metode pendekatan yang
lebih humanis, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat berfokus pada
pemecahan masalah yang sifatnya win-win solution. Hanya saja memang
diperlukan kesabaran dan kesungguhan serta konsistensi dari pemerintah dalam
menghadapi para PKL. Contoh hasil nyata dari usaha relokasi PKL adalah
terciptanya sentra kuliner baru seperti Gladag Langen Bogan dan Pucang Sawit.
Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penanganan relokasi PKL ke suatu sentra
kuliner terpusat adalah mewujudkan kawasan kuliner makanan khas Solo berbasis
rekreasi / wisata malam dan hiburan untuk keluarga dengan nyaman dan santai.
Serta mewujudkan kawasan yang rapi, tertib, Tertata dan pada akhirnya
mewujudkan Kota Surakarta sebagai kota Berseri (bersih, sehat, rapi, dan indah).
Dengan keberjalanan program yang telah menginjak lebih dari 10 tahun, diharap
telah menghasilkan dampak terhadap Kota Solo sebagai salah satu fasilitas kota.
Maka dari ituKota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo di era
kepemimpinan Walikota Bapak Jokowi banyak menciptakan inovasi untuk
meningkatkan pamor dan mempercantik wajah kota. Berbagai kebijakan
pembangunan wilayah kota di berbagai sektor terus dikebut. Salah satu dari sekian
banyak kebijakan yang paling nampak adalah penataan Pedagang Kaki Lima
(PKL). Jokowi memperkenalkan metode pendekatan baru, metode pendekatan yang
lebih humanis, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat berfokus pada
pemecahan masalah yang sifatnya win-win solution. Hanya saja memang
diperlukan kesabaran dan kesungguhan serta konsistensi dari pemerintah dalam
menghadapi para PKL. Contoh hasil nyata dari usaha relokasi PKL adalah
terciptanya sentra kuliner baru seperti Gladag Langen Bogan dan Pucang Sawit.
Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penanganan relokasi PKL ke suatu sentra
kuliner terpusat adalah mewujudkan kawasan kuliner makanan khas Solo berbasis
rekreasi / wisata malam dan hiburan untuk keluarga dengan nyaman dan santai.
Serta mewujudkan kawasan yang rapi, tertib, Tertata dan pada akhirnya
mewujudkan Kota Surakarta sebagai kota Berseri (bersih, sehat, rapi, dan indah).
Dengan keberjalanan program yang telah menginjak lebih dari 10 tahun, diharap
telah menghasilkan dampak terhadap Kota Solo sebagai salah satu fasilitas kota.
Maka dari itu penelitian ini akan menelaah terkait kebertahanan dan keberlanjutan
program sentra kuliner Gladag Langen Bogan dan Pucang Sawit sebagai fasilitas
kota unggulan binaan dari Pemerintah Kota Surakarta. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian
didapat dari wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa program Gladag Langen Bogan mampu bertahan menghadapi
tantangan keberjalanan program, namun sentra kuliner Pucang Sawit tidak
bertahan. penelitian ini akan menelaah terkait kebertahanan dan keberlanjutan
program sentra kuliner Gladag Langen Bogan dan Pucang Sawit sebagai fasilitas
kota unggulan binaan dari Pemerintah Kota Surakarta. Penelitian ini
menggunakan metode analisis deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian
didapat dari wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini
membuktikan bahwa program Gladag Langen Bogan mampu bertahan menghadapi
tantangan keberjalanan program, namun sentra kuliner Pucang Sawit tidak
bertahan.