Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), walaupun memiliki potensi energi
surya yang tinggi, merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah di
Indonesia. Pembangkit surya termal adalah salah satu teknologi terbaik untuk
memanfaatkan potensi energi surya NTT karena keandalannya yang tinggi. Pada
penelitian ini dimodelkan pembangkit surya termal berbasis siklus Brayton dan
ORC yang sesuai dengan potensi energi surya di Kupang, NTT. Tiga pilihan fluida
kerja ORC dianalisis berdasarkan aspek keamanan dan efisiensi termodinamika.
Keekonomian pembangkit dianalisis dan Levelized Cost of Electricity (LCOE)
sistem pembangkit dengan dan tanpa thermal energy storage (TES) dibandingkan.
Pembangkit surya termal berbasis siklus Brayton dan ORC memiliki daya keluaran
sebesar 2.014 – 11.008 kW. Ketiga pilihan fluida kerja ORC memenuhi standar
keamanan. R141b memiliki efisiensi termodinamika tertinggi sehingga dipilih
sebagai fluida kerja ORC pada rancangan akhir. Sistem pembangkit surya termal
yang dilengkapi TES membutuhkan investasi awal sebesar Rp421.191.784.800,00.
Proyek ini memiliki Net Present Value (NPV) sebesar Rp129.969.297.579,00
dengan Internal Rate of Return (IRR) senilai 11,11% dan payback period 11,23
tahun. Sistem pembangkit surya termal dengan TES menghasilkan listrik dengan
LCOE senilai Rp979,00. Sedangkan sistem pembangkit surya termal tanpa TES
menghasilkan listrik dengan LCOE senilai Rp734,00.