digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Fikriansyah Ersyad
PUBLIC Resti Andriani

Identifikasi zona permeabel di dekat permukaan dapat dilakukan dengan cara memetakan keberadaan rekahan melalui kombinasi studi yang terintegrasi dari berbagai bidang geosains seperti pengindraan jauh, geologi, geokimia, geofisika, dan mineralogi. Penelitian ini bertujuan mengekstraksi kelurusan di permukaan melalui metode modified-Segment Tracing Algorithm (m-STA) menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) serta memodelkan anomali gas radon secara 2D dari 17 data gas radon melalui metode Geostatistik Ordinary Kriging (OK), Ordinary Cokriging (COK), dan Sequential Gaussian Co-simulation (SGCS). Ekstraksi kelurusan menghasilkan tiga peta densitas kelurusan yaitu peta densitas jumlah kelurusan, peta densitas panjang kelurusan, dan peta densitas perpotongan kelurusan. Tiga arah utama kelurusan terdapat pada N45°E, N70°E dan N315°E. Hasil penelitian menunjukkan estimasi OK dan COK bahwa anomali gas radon tertinggi berada di bagian utara dan baratlaut. Secara regional korelasi spasial radon terhadap ketiga jenis densitas kelurusan menunjukkan hasil yang tidak berkorelasi, namun jika dilihat korelasi secara lokal terhadap adanya kontrol geologi terhadap sebaran formasi batuan dan zonasi batas struktur patahan, radon memiliki korelasi sangat baik. Berdasarkan peta probabilitas hasil SGCS pada ketiga jenis densitas kelurusan, secara umum keberadaan zona permeabilitas yang tinggi berada pada jalur dekat perpotongan struktur patahan dan titik-titik manifestasi pada bagian utara dan baratlaut. Area TTN-01, TTN-05, dan TTN-03 berada pada blok dengan probabilitas indeks mendekati 1 dan merupakan area dengan permeabilitas tinggi. Perbandingan model resistivitas 2D hasil pengukuran geofisika geolistrik dan Transient Electro-Magnetic (TEM) di dekat keberadaan manifestasi yaitu sumber mata air panas dekat area TTN-01 dan TTN-05 di bagian baratlaut menunjukkan nilai resistivitas yang rendah dan kedua area ini lebih konduktif dibandingkan dengan area lain. Nilai respon resistivitas yang rendah pada kedua area ini diinterpretasikan sebagai keberadaan lapisan lempung produk alterasi karena nilai resistivitasnya di bawah 100 ?m.