Peningkatan jumlah kebutuhan pangan yang terus meningkat menjadi salah satu hal
yang mendorong untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, namun terdapat
permasalahan keterbatasan lahan. Sistem polikultur dengan tanaman jagung,
buncis, dan labu atau yang umum disebut dengan “Three Sisters” menjadi salah
satu sistem yang dapat digunakan untuk menimbulkan interaksi positif yang dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan masing-masing tanamannya. Sistem
ini juga diterapkan pada urban farming sebab dalam budidayanya tidak
membutuhkan lahan yang luas serta fleksibel penempatannya dengan hasil produksi
yang beragam. Maka dari itu, dilakukan penelitian mengenai pengaruh ruang
tumbuh terhadap produktivitas dan rekomendasi ruang tumbuh yang optimal untuk
tanaman jagung (Zea mays) yang ditanam dengan sistem budidaya three sisters
serta rekomendasi ruang tumbuh yang paling optimal untuk budidaya three sisters.
Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang terdiri atas 3 perlakuan
ukuran ruang tumbuh dengan growbag dan 6 pengulangan. Dari hasil penelitian ini
didapatkan hasil produktivitas jagung tertinggi ada pada dengan ruang tumbuh
terbesar, yaitu perlakuan C (grow bag 200 L) yang memiliki bobot dengan kelobot
sebesar 318,40 kg/tongkol dan tanpa kelobot sebesar 246,42 gram/tongkol, namun
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B (grow bag 100 L) yang memiliki bobot
dengan kelobot sebesar 316,20 kg/tongkol dan tanpa kelobot sebesar 240,63
kg/kelobot. Berdasarkan hasil penelitian ini ruang tumbuh berpengaruh nyata
terhadap panjang (cm), diameter (cm), dan bobot (gram) jagung (Zea mays) yang
ditanam dengan sistem budidaya three sisters. Rekomendasi ruang tumbuh, bagi
penanaman pada kontainer, yang optimal untuk jagung (Zea mays) adalah pada
perlakuan B (grow bag 100 L).