digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk komoditas budidaya ikan air tawar dengan permintaan pasar yang tinggi di Indonesia. Sistem budidaya ikan nila konvensional yang banyak diterapkan di masyarakat belum menunjukkan kinerja optimal dan menimbulkan limbah organik yang menyebabkan eutrofikasi pada perairan di Indonesia, termasuk pada DAS Citarum di daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dilakukan pengembangan sistem akuakultur semi tertutup berupa Hibrid Zero Water Discharge (ZWD)-flowthrough, beserta suplementasi pakan sinbiotik yakni campuran probiotik dan prebiotik, sebagai alternatif strategi pengontrolan penyakit pada budidaya ikan nila. Pada penelitian ini sistem diaplikasikan pada tambak ikan nila yang terletak di daerah Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur-Jawa Barat. Pengambilan sampel ikan nila dan air dilakukan pada hari budidaya ke-59 dan ke-90 untuk menentukan kelimpahan dan profil fisiologis komunitas mikroba, baik pada air kolam budidaya maupun usus ikan nila. Pembesaran ikan nila dilakukan selama 90 hari. Terdapat dua variasi perlakuan, keduanya menggunakan sistem ZWDflowthrough dengan suplementasi pakan sinbiotik (‘S’), dibandingkan dengan menggunakan pakan komersial sebagai kontrol (‘K’). Pengukuran kualitas air (oksigen terlarut, suhu, pH, kadar amonium, dan nitrit) serta pengukuran pertumbuhan (berat dan panjang ikan) dilakukan secara rutin. Pada akhir periode pembesaran dilakukan analisis profil fisiologis komunitas mikroba usus menggunakan Biolog™ Ecoplates. Produk sinbiotik yang diujikan mengandung konsorsium probiotik sebanyak 108 CFU/kg pakan dan mikroalga Spirulina platensis dengan perbandingan 1:5 (w/w). Hasil penelitian menunjukan parameter kualitas air seperti suhu, Dissolved Oxygen (DO), pH, ammonium, dan nitrit pada perlakuan kontrol dan sinbiotik berada pada rentang toleransi untuk pertumbuhan ikan nila. Perlakuan kontrol ZWD-flowthrough menghasilkan average daily growth (ADG) (3,02 gr/hari), feed conversion ratio (FCR) (0,94), kesintasan (78%), biomassa akhir (492,19 kg) produktivitas (19,69 kg/m3) sedangkan perlakuan sinbiotik menghasilkan average daily growth (ADG) (2,11 gr/hari), feed conversion ratio (FCR) (1,64), kesintasan (72,6%), biomassa akhir (332,7 kg) produktivitas (13,3 kg/m3). Pengukuran parameter mikrobiologi menunjukkan hasil kelimpahan bakteri heterotrof yang lebih stabil dengan pemberian pakan sinbiotik, baik pada sampel air maupun usus ikan. Didapatkan juga pemberian pakan sinbiotik dapat mengurangi jumlah bakteri Vibrio sp. sebanyak 2 Log CFU/g pada sampel usus ikan. Sistem budidaya hibrid ZWD-flowthrough meningkatkan diversitas fisiologis komunitas mikroba, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap aktivitas metabolik total terlihat dari nilai AWCD di kedua perlakuan memiliki nilai yang hampir sama dan pola penggunaan substrat yang serupa. Dengan melihat kestabilan bakteri heterotrof dan penurunan jumlah bakteri Vibrio sp. maka aplikasi sistem ZWD-flowthrough bersamaan dengan suplementasi pakan sinbiotik dapat menjadi alternatif solusi untuk meningkatkan performa pertumbuhan ikan nila dengan parameter mikrobiologis yang lebih baik, sehingga berpotensi untuk diaplikasikan dalam pembesaran ikan nila secara intensif pada skala industri.