Ikan nila (Oreochromis niloticus) termasuk komoditas budidaya ikan air tawar dengan
permintaan pasar yang tinggi di Indonesia. Sistem budidaya ikan nila konvensional yang
banyak diterapkan di masyarakat belum menunjukkan kinerja optimal dan menimbulkan
limbah organik yang menyebabkan eutrofikasi pada perairan di Indonesia, termasuk pada DAS
Citarum di daerah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dilakukan pengembangan sistem
akuakultur semi tertutup berupa Hibrid Zero Water Discharge (ZWD)-flowthrough, beserta
suplementasi pakan sinbiotik yakni campuran probiotik dan prebiotik, sebagai alternatif
strategi pengontrolan penyakit pada budidaya ikan nila. Pada penelitian ini sistem diaplikasikan
pada tambak ikan nila yang terletak di daerah Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi Kecamatan
Cikalongkulon, Cianjur-Jawa Barat. Pengambilan sampel ikan nila dan air dilakukan pada hari
budidaya ke-59 dan ke-90 untuk menentukan kelimpahan dan profil fisiologis komunitas
mikroba, baik pada air kolam budidaya maupun usus ikan nila. Pembesaran ikan nila dilakukan
selama 90 hari. Terdapat dua variasi perlakuan, keduanya menggunakan sistem ZWDflowthrough
dengan suplementasi pakan sinbiotik (‘S’), dibandingkan dengan menggunakan
pakan komersial sebagai kontrol (‘K’). Pengukuran kualitas air (oksigen terlarut, suhu, pH,
kadar amonium, dan nitrit) serta pengukuran pertumbuhan (berat dan panjang ikan) dilakukan
secara rutin. Pada akhir periode pembesaran dilakukan analisis profil fisiologis komunitas
mikroba usus menggunakan Biologâ„¢ Ecoplates. Produk sinbiotik yang diujikan mengandung
konsorsium probiotik sebanyak 108 CFU/kg pakan dan mikroalga Spirulina platensis dengan
perbandingan 1:5 (w/w). Hasil penelitian menunjukan parameter kualitas air seperti suhu,
Dissolved Oxygen (DO), pH, ammonium, dan nitrit pada perlakuan kontrol dan sinbiotik berada
pada rentang toleransi untuk pertumbuhan ikan nila. Perlakuan kontrol ZWD-flowthrough
menghasilkan average daily growth (ADG) (3,02 gr/hari), feed conversion ratio (FCR) (0,94),
kesintasan (78%), biomassa akhir (492,19 kg) produktivitas (19,69 kg/m3) sedangkan
perlakuan sinbiotik menghasilkan average daily growth (ADG) (2,11 gr/hari), feed conversion
ratio (FCR) (1,64), kesintasan (72,6%), biomassa akhir (332,7 kg) produktivitas (13,3 kg/m3).
Pengukuran parameter mikrobiologi menunjukkan hasil kelimpahan bakteri heterotrof yang
lebih stabil dengan pemberian pakan sinbiotik, baik pada sampel air maupun usus ikan.
Didapatkan juga pemberian pakan sinbiotik dapat mengurangi jumlah bakteri Vibrio sp.
sebanyak 2 Log CFU/g pada sampel usus ikan. Sistem budidaya hibrid ZWD-flowthrough
meningkatkan diversitas fisiologis komunitas mikroba, tetapi tidak memberi pengaruh terhadap
aktivitas metabolik total terlihat dari nilai AWCD di kedua perlakuan memiliki nilai yang
hampir sama dan pola penggunaan substrat yang serupa. Dengan melihat kestabilan bakteri
heterotrof dan penurunan jumlah bakteri Vibrio sp. maka aplikasi sistem ZWD-flowthrough
bersamaan dengan suplementasi pakan sinbiotik dapat menjadi alternatif solusi untuk
meningkatkan performa pertumbuhan ikan nila dengan parameter mikrobiologis yang lebih
baik, sehingga berpotensi untuk diaplikasikan dalam pembesaran ikan nila secara intensif pada
skala industri.