digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK M. Naufal Najib Sanjaya
PUBLIC Alice Diniarti

COVER M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA M. Naufal Najib Sanjaya
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Batubara peringkat rendah dan biomassa dapat dimanfaatkan melalui proses ko-torefaksi untuk menghasilkan batubara hibrida, suatu bahan bakar padat dengan nilai kalor yang lebih tinggi dan emisi karbon tak netral yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model ko-torefaksi pada proses produksi batubara hibrida. Batubara sub-bituminus dan serbuk gergaji kayu pinus digunakan sebagai umpan untuk model. Pemodelan dilakukan untuk menentukan model kinetika dan perpindahan panas yang paling sesuai untuk memprediksi rendemen massa dan energi dengan mendekati batubara hibrida sebagai susunan dua partikel yang tidak saling berinteraksi. Distributed activation energy model (DAEM) untuk batubara dikombinasikan dengan model biomassa three parallel reaction (TPR) menghasilkan galat yang paling kecil pada validasi rendemen massa dan rendemen energi dengan rata-rata galat berturut-turut 1,54% dan 4,20%. Pada temperatur 300°C, waktu ko-torefaksi 30 menit, radius partikel 1 cm, dan 30%-massa komposisi biomassa, rendemen massa dan energi dari model diperoleh sebesar 83,96% dan 90,16%, yang mana konsisten dengan hasil eksperimen sebesar 83,90% dan 89,88%. Berdasarkan hasil simulasi dari model yang dipilih, semakin tinggi temperatur ko-torefaksi mengakibatkan penurunan rendemen massa dan energi. Pada jari-jari dan komposisi yang sama, rendemen massa dan energi yang dihasilkan pada temperatur 300°C mendekati nilai asimtotnya setelah 2 jam, masing-masing sebesar 76,77% dan 85,17%; sedangkan pada temperatur 260°C diperoleh setelah 10 jam, masing-masing sebesar 77,39% dan 85,11%. Model yang dihasilkan dapat memprediksi rendemen massa, rendemen energi, dan rasio higher heating value (HHV) pada berbagai input komposisi biomassa, jari-jari partikel, serta waktu dan temperatur ko-torefaksi dengan galat yang rendah.