digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Maratua merupakan salah satu pulau yang terpilih dalam rencana pengembangan strategi blue economy yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Konsep blue economy memiliki dasar untuk meningkatkan pendapatan negara, mengembangkan budidaya perikanan untuk peningkatan ekspor, dan pembangunan dan pengembangan kampung budidaya perikanan tawar, payau, dan laut berbasis kearifan lokal. Selain itu, konsep ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon sebagai lanjutan dari konsep green economy. Dengan demikian, penyediaan suplai listrik selama 24 jam menjadi faktor penting dalam proses penerapan strategi blue economy tersebut. Tidak hanya tersedia selama 24 jam, tetapi sumber energi yang digunakan juga perlu memperhatikan bauran pembangkit energi terbarukan. Dengan potensi energi matahari sebesar 5,13 kWh/m2 /hari di pulau tersebut, penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk merencanakan desain sistem PLTS hibrida paling optimal yang mampu menyediakan kebutuhan listrik selama 24 jam serta mengindentifikasi kelayakan dari projek tersebut. Perangkat lunak Sketchup dan PVSyst digunakan untuk memodelkan dan menyimulasikan hasil perhitungan desain sistem PLTS hibrida. Sementara itu, perangkat lunak Microsoft Excel digunakan untuk menganalisis parameter keekonomian dan lingkungan. Hasil yang diperoleh adalah desain sistem PLTS hibrida terdiri dari sistem PLTS, baterai, dan PLTD yang masing – masing berkapasitas 1.007,16 kWp, 1.920 kWh, dan 1.830 kW. Setelah disimulasikan dengan PVSyst, diperoleh produksi energi sistem PLTS 1.511 MWh, PR 78,06%, dan SF 48,47% di tahun pertama. Selain itu, projek perencanaan desain sistem PLTS hibrida di Pulau Maratua layak untuk dilaksanakan karena dapat memberikan keuntungan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IRR sebesar 19% yang melebihi laju inflasi dan annual discounted rate yang telah ditetapkan, yaitu masing – masing sebesar 3,55% dan 8%