digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Batas laut suatu negara merupakan elemen penting pembentuk negara. Penentuan batas negara dapat menjadi pedoman dasar dalam menghindari adanya klaim yang mengakibatkan perselisihan terhadap kepemilikan suatu wilayah. Referensi yang digunakan dalam pendefinisian batas laut adalah baseline atau garis pangkal. Garis pangkal terbentuk dari titik-titik dasar yang terletak di outermost point on outermost island. Posisi titik dasar dan garis pangkal dapat dipengaruhi dinamika garis pantai. Dinamika garis pantai dapat menyebabkan posisi titik dasar dan garis pangkal menjadi tidak optimal. Terdapat empat klasifikasi kondisi titik dasar dan garis pangkal yang tidak optimal yaitu garis pangkal memotong daratan, titik dasar berada di darat, posisi titik dasar dan garis pangkal tidak tepat berimpit, titik dasar berada di laut dan cukup jauh dari pantai. Pada penelitian ini dilakukan seleksi titik dasar dan garis pangkal tidak optimal yang disebabkan karena perubahan garis pantai. Lalu dihitung besar dan laju abrasi serta akresi pada daerah sekitar titik dasar dan garis pangkal yang tidak optimal. Data yang digunakan adalah data citra penginderaan jauh. Dengan menggunakan data citra tersebut akan dilakukan proses pembentukan garis pantai dan penghitungan besar abrasi dan akresi yang terjadi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah besar serta laju akresi dan abrasi dari tiap wilayah studi. Lalu dari hasil yang diperoleh akan dianalisis kaitannya dengan kondisi titik dasar dan garis pangkal yang tidak optimal.