digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Icha Novianti
PUBLIC Irwan Sofiyan

Energi panas bumi adalah sumber energi terbarukan dari Sustainable Development Goals (SDG) ke-7 yaitu memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua. Salah satu energi yang dapat mendukung SDG ke- 7 adalah energi panas bumi. Pada tahun 2020 kapasitas pembangkit listrik panas bumi yang telah terpasang di Indonesia sebesar 2.133 MW dan Filipina sebesar 1.918 MW. Namun, energi panas bumi dapat terkuras, membuat sumur tertentu tidak berkelanjutan karena telah mengekstraksi panas secara berlebihan yang mengakibatkan penurunan produksi listrik. Dalam penelitian ini memantau dan menganalisis dalam jangka panjang pada 4 area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia dan Filipina dari parameter perubahan suhu permukaan atau Land Surface Temperature (LST) dan kelembapan tanah dari Spatial Normalization Soil Moisture Monitoring Index (SMMI) menggunakan Landsat 8 untuk analisis suhu permukaan dan Landsat 5, 7, dan 8 untuk analisis kelembapan tanah. Dimana kedua parameter tersebut dapat menunjukkan area terdampak eksploitasi. Hasil penelitian menunjukkan wilayah kerja panas bumi Kamojang, BacMan dan MakBan memiliki wilayah terdampak ekploitasi lebih dari 100.000 ????2. Melalui studi ini, area terdampak eksploitasi panas bumi dapat diidentifikasi menggunakan parameter suhu permukaan dan kelembapan tanah yang diharapkan dapat memacu pemerintah untuk melakukan percepatan pembangunan panas bumi di daerah lain untuk menggantikan daerah yang memiliki area terdampak eksploitasi paling luas. Membantu menentukan metode yang lebih cepat dan murah dalam mengidentifikasi banyaknya area terdampak eksploitasi yaitu dengan menggunakan metode penginderaan jauh.