Salah satu penyebab pemanasan global adalah peristiwa efek rumah kaca yang disebabkan oleh penumpukan gas rumah kaca di atmosfer. Kontributor utama penumpukan gas rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2). Salah satu sektor penghasil CO2 terbesar dari sektor industri adalah industri semen. Industri semen menghasilkan CO2 sebesar 5–8% dari emisi CO2 global. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi emisi CO2 industri semen. Salah satu caranya adalah menggunakan bahan bakar alternatif, berupa bahan bakar dengan sumber energi terbarukan maupun bahan bakar non-karbon. Cara lainnya adalah penangkapan karbon dioksida dari aliran gas buang. Teknologi penangkapan karbon yang dirasa paling berpotensi untuk diterapkan di industri semen adalah teknologi siklus kalsium, yang memanfaatkan reaksi reversibel antara reaksi kalsinasi dan karbonasi.
Penelitian ini menggunakan batu kapur dari beberapa pabrik semen di Indonesia sebagai sampel untuk pengujian siklus kalsium. Pengujian dilakukan untuk mempelajari potensi batu kapur jika digunakan sebagai zat penyerap karbon pada pabrik semen di Indonesia. Penelitian diawali dengan merancang dan membuat bangku uji yang dapat berperan sebagai kalsiner dan karbonator (reaktor reaksi kalsinasi dan karbonasi) untuk pengujian siklus kalsium. Kemudian pengujian kalsinasi dan karbonasi dilakukan menggunakan bangku uji tersebut. Sampel hasil pengujian kemudian dianalisis dengan melakukan karakterisasi XRD dan SEM & EDS. Bangku uji berhasil dibuat dan terdiri dari tiga sistem utama, yaitu sistem pengatur temperatur, sistem pasok gas, dan sistem pengatur tekanan. Bangku uji juga telah berfungsi sebagai kalsiner dan karbonator. Sebagai kalsiner bangku uji telah mengubah CaCO3 menjadi Ca(OH)2. Kemudian sebagai karbonator bangku uji berhasil menangkap karbon dioksida dengan penambahan unsur karbon rata-rata 5,13 %wt. Beberapa parameter operasi memiliki pengaruh untuk kedua reaksi seperti tekanan, temperatur, durasi, ukuran partikel, dan atmosfer reaksi. Batu kapur dari pabrik semen tetap memiliki potensi sebagai zat penyerap siklus kalsium dengan reaktivitas rata-rata 59,01%. Batu kapur yang berasal dari Padang memiliki potensi paling besar dengan reaktivitas rata-rata sebesar 89,06%.