digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Agastya Hilmy Alfitra
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Industri pengolahan dan pemurnian nikel kelas-dua saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Salah satu produk nikel kelas-dua yang umum diproduksi adalah produk feronikel. Teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) merupakan teknologi pengolahan feronikel utama dalam pengolahan bijih nikel laterit dengan berbagai keunggulannya. RKEF memproduksi terak feronikel dalam jumlah besar sekitar 14 ton terak feronikel untuk tiap ton feronikel dihasilkan. Terak feronikel memiliki 20-35% MgO sehingga berpotensi untuk dipakai sebagai bahan baku produksi magnesium. Pada penelitian ini, proses produksi magnesium telah dipelajari dengan berbagai variasi percobaan meliputi jumlah bahan imbuh CaO, jumlah reduktor FeSi, dan jenis bahan campuran (kalsin dolomit atau dolomit) pada rasio CaO/SiO2 tertentu. Percobaan reduksi dilakukan dengan menggunakan tanur vertikal dengan kondisi vakum sekitar 10 - 20 Pa pada temperatur 1200°C selama 4 jam. Percobaan reduksi terak feronikel dilakukan dengan melakukan variasi bahan imbuh CaO (0%, 40%, dan 80%) dan reduktor FeSi (40% dan 50%) pada penambahan bahan imbuh CaF2 konstan sebesar 3%. Selain itu, percobaan campuran reduksi terak feronikel dan bahan campuran berupa kalsin dolomit atau dolomit dilakukan pada variasi CaO/SiO2 tertentu, penambahan reduktor FeSi sebesar 2x kebutuhan stokiometrik, dan penambahan bahan imbuh CaF2 konstan sebesar 7% dari MgO dalam campuran. Percobaan reduksi terak feronikel + kalsin dolomit dilakukan pada rasio CaO/SiO2 sebesar 0,99 dan 1,99, sementara percobaan reduksi terak feronikel + dolomit dilakukan pada rasio CaO/SiO2 sebesar 1,99. Hasil percobaan berupa logam magnesium dianalisis dengan menggunakan Scanning Electron Microscope- Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS). Sedangkan, residu sisa hasil reduksi dianalisis dengan menggunakan SEM-EDS, X-ray Diffraction (XRD), dan X-ray Fluoresence (XRF). Pada reduksi terak feronikel, jumlah reduktor FeSi memberikan pengaruh yang beragam terhadap efektivitas reduksi silikotermik bergantung pada kondisi percobaan. Sementara itu, peningkatan jumlah bahan imbuh CaO dari 0% ke 80% memberikan peningkatan efektivitas reduksi yang ditunjukkan dengan meningkatnya persen ekstraksi magnesium dari 36% ke 61%. Pada reduksi campuran terak feronikel + kalsin dolomit, peningkatan rasio CaO/SiO2 dari 0,99 ke 1,99 menurunkan persen ekstraksi magnesium dari 88% ke 79%. Pada reduksi campuran terak feronikel + dolomit, proses reduksi berhasil dilakukan dengan persen ekstraksi magnesium 86% dan fasa dominan berupa Ca2SiO4.