digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Abdul Azis
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Tumbuhnya permukiman kumuh di ruang-ruang marjinal kota, termasuk kawasan tepi sungai, tidak terlepas dari prioritas untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia akan tempat tinggal. Keterbatasan prasarana dan sarana permukiman, yang menjadi ciri kekumuhan suatu permukiman, menyebabkan penurunan kualitas lingkungan dan permukiman tersebut. Dengan kata lain, kehadiran permukiman kumuh di tepi Sungai Cimanuk berperan pada penurunan kualitas lingkungan DAS Cimanuk Hulu yang berujung pada kerusakan DAS tersebut. Rusaknya DAS Cimanuk juga menjadi alasan utama meningkatnya potensi bencana hidrometeorologis di DAS Cimanuk. Salah satu titik puncak potensi bencana ini adalah terjadinya banjir bandang pada 20 September 2016 yang melanda Kabupaten Garut, terutama kawasan Perkotaan Garut. Sifat permukiman kumuh yang tumbuh secara inkremental serta kerusakan DAS Cimanuk yang terus berlanjut mendorong adanya intervensi berupa penataan ulang permukiman kumuh tepi sungai di DAS Cimanuk Hulu yang disertai dengan upaya perbaikan lingkungan DAS Cimanuk Hulu. Proyek ini akan melingkup fungsi utama hunian beserta penunjangnya bagi masyarakat pemukim lama. Selain itu, proyek ini juga akan menampung fungsi komersial untuk mendukung perekonomian masyarakat, serta fasilitas publik sebagai upaya konservasi sungai sekaligus menghadirkan publik dalam rancangan. Lokasi proyek berada di Kampung Sukaasih (RW 14) Haurpanggung, Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Lokasi tersebut merupakan kawasan terduga kumuh oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Proyek ini juga diprakarsai oleh Pemerintah Kabupaten Garut beserta dinas-dinas terkait. Isu utama perancangan yang harus dihadapi dalam proyek ini adalah: Integrasi upaya restorasi sungai dalam rancangan; Penataan hunian baru yang seiring dengan karakter pemukim lama; dan Pemanfaatan potensi air dan tanah DAS Cimanuk dari dalam tapak. Untuk menjawab isu-isu tersebut, konsep “Mulih ka Lemah Cai” hadir sebagai konsep utama perancangan yang berbasis pada konservasi air dan tanah. Poin-poin utama dari konsep ini adalah: minimalisir dampak hidrologis rancangan; adaptasi strategi restorasi sungai seiring karakter pemukim; serta inisiasi manajemen sumber daya dan bencana hidrologis tapak. Poin-poin tersebut turut dihadirkan pada rancangan melalui: pengorganisasian ruang; gubahan bentuk dan spasial; selubung bangunan; serta integrasi struktur dan utilitas.