digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Wayang Kulit Purwa yang mengacu pada epik India dan mitos asli Jawa adalah media penghubung antara kesenian tradisional Indonesia masa Hindu-Buddha (Kabudan) dengan masa Islam (Kewalen), yang tentunya bisa ditelaah bagaimana ia bisa menjembatani kedua kepercayaan tersebut. Penjembatanan ini hanya dimungkinkan oleh konsep ajaran Tasawuf yang dianut para Wali yang banyak berkontribusi pada penggubahan Wayang Kulit Purwa. Seiring perjalanannya yang paralel dengan bergulirnya pusat-pusat kekuasaan di Pulau Jawa seperti Majapahit, Demak, Cirebon, Pajang, Mataram, Surakarta dan Yogyakarta, wayang kulit kemudian berkembang menjadi berbagai macam gagrak, sesuai dengan daerah tempat di mana ia berada.