digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muchamad Sulton Fahrudin
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muchamad Sulton Fahrudin
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Produksi feronikel menggunakan teknologi Rotary Kiln – Electric Furnace (RKEF) terus meningkat seiring meningkatnya kebutuhan baja tahan karat. Peningkatan produksi feronikel akan mengakibatkan sisa hasil peleburan dalam bentuk terak juga meningkat. Dalam produksi 1 ton feronikel, terak yang dihasilkan adalah sekitar 14 ton. Terak feronikel utamanya terdiri atas SiO2, MgO, dan FeO, dengan fasa mineral utama forsterit (Mg2SiO4), enstatit (MgSiO3), dan diopsid (CaMgSi2O6). Kandungan MgO dalam terak feronikel yang diproduksi oleh jalur RKEF berada di atas 25%. Oleh karena itu, terak feronikel bisa menjadi salah satu alternatif sumber logam magnesium. FeSi sebagai reduktor untuk produksi magnesium masih diimpor sedangkan Al sudah bisa diproduksi dalam negeri dan tersedia alternatif sumber Al seperti Al dross dan Al dari daur ulang. Dalam penelitian ini, ekstraksi logam magnesium dari terak feronikel dilakukan menggunakan reduktor aluminium dan aluminium dross dengan penambahan bahan imbuh berupa CaO dan CaF2. Serangkaian percobaan ekstraksi magnesium dari terak feronikel telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan bahan imbuh CaO, proporsi reduktor aluminium dan aluminium dross, dan temperatur reduksi terhadap ekstraksi logam magnesium dari terak feronikel. Basis yang digunakan di setiap percobaan adalah massa terak feronikel sebesar 25 gram. Percobaan dilakukan dengan melakukan variasi CaO yaitu 0%, 40%, dan 80%, variasi proporsi reduktor Al 40%, Al dross 40%, serta kombinasi Al dan Al dross masing-masing 20%, serta variasi temperatur reduksi pada 900 °C dan 1200 °C. Proses reduksi dilakukan dengan menggunakan tanur tabung vertikal pada kondisi vakum (tekanan 10 Pa) dan ditahan selama 4 jam. Hasil reduksi dan residu kemudian dilakukan analisis menggunakan X-ray Diffraction (XRD), X-ray Fluorescence (XRF), dan Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan berat sampel berada di rentang 5 – 11% dengan kehilangan berat terbesar diperoleh pada percobaan P3 (Al 40%, CaO 80%, CaF2 3%, 1200 °C, 10 Pa) dengan nilai 11,55%. Adapun persen ekstraksi yang didapatkan pada penambahan CaO 0%, 40%, dan 80% berturut-turut adalah 70,44%, 92,37%, dan 56,63%, sedangkan persen ekstraksi pada temperatur 900 °C dan 1200 °C berturut-turut yaitu 83,18% dan 92,37%. Sementara itu, reduktor aluminium menghasilkan nilai persen ekstraksi yang lebih baik daripada aluminium dross dengan nilai yang didapatkan pada reduktor Al dross 40%, Al 20% - Al dross 20%, dan Al 40% berturut-turut adalah 83,41%, 77,90%, dan 92,37%. Ekstraksi magnesium terbesar diperoleh pada percobaan P2 (Al 40%, CaO 40%, CaF2 3%, 1200 °C, 10 Pa) dengan nilai persen ekstraksi sebesar 92,37%.