digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan kapasitas adalah salah satu aspek yang penting dalam bisnis. Penggunaan kapasitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan tidak menggunakan sumber daya secara efisien untuk menghasilkan keuntungan. Di perusahaan jasa, banyak riset yang menjelaskan hubungan langsung antara penggunaan kapasitas dengan keuntungan perusahaan. Untuk mencapai efisiensi, perusahaan seharusnya membuat perencanaan kapasitas yang akurat. Untuk menentukan perencanaan kapasitas, harus berdasarkan beberapa aspek. Salah satu yang paling penting adalah menentukan prakiraan permintaan. PT. Perigi Raja Terpadu adalah perusahaan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) lini dua yang beroperasi di kawasan pabean Bandara Soekarno Hatta di Jakarta. Kondisi sekarang mengindikasikan bahwa mereka memiliki utilisasi kapasitas puncak yang rendah, dengan angka 28.91% dari kapasitas aslinya. Secara bersamaan, perusahaan tidak punya proyeksi secara detail kapan utilisasi kapasitas akan mencapai titik yang cukup. Dengan dua indikator ini, mereka membutuhkan perencanaan kapasitas baru, yang akan membutuhkan prakiraan permintaan yang akurat. Untuk menentukan prakiraan permintaan PT. Perigi Raja Terpadu, riset ini akan menggunakan beberapa metode di dalam Time Series Analysis. Setiap metode akan digunakan sebagai basis perhitungan dengan permintaan selama setahun ke belakang, bisa ditentukan metode mana yang paling akurat. Dengan ini, kita bisa menentukan perencanaan kapasitas baru dengan membandingkan Laba Sebelum Pajak antara perencanaan kapasitas yang sekarang dengan perencanaan kapasitas yang baru. Hasil analisis menunjukkan bahwa Winter Method adalah metode peramalan prakiraan yang paling efektif, karena memiliki galat yang paling kecil, yang bisa dinyatakan dalam: MAPE = 29%, MAD = 1897, MSD = 8217194. Perencanaan kapasitas baru akan difokuskan untuk mencapai 80% dari utilisasi kapasitas puncak. Hal ini didasarkan oleh riset yang menyatakan dengan penggunaan kapasitas rentang 80% sampai dengan 90% akan menghasilkan Laba Sebelum Pajak yang tertinggi ketimbang rentang lainnya. Dengan pengimplementasikan perencanaan kapasitas baru, perusahaan dapat mendapatkan selisih peningkatan laba sejumlah Rp 1.003.507.894, atau 15.9% jika dibandingkan dengan perencanaan kapasitas yang sekarang untuk dua tahun kedepan.